19 April 2025

Get In Touch

Usai Laka Maut Tol Cikampek, Kapolri Tegaskan Contraflow Tetap Dibutuhkan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto memberikan keterangan pers di Kantor Jasa Marga Cikampek,Senin (8/4/2024).ist
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto memberikan keterangan pers di Kantor Jasa Marga Cikampek,Senin (8/4/2024).ist

JAKARTA (Lenteratoday)-Contraflow dinilai memiliki risiko lebih tinggi dibanding model rekayasa lain seperti ganjil-genap atau one way. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa skema contraflow di Tol Trans Jawa tetap dibutuhkan dalam operasi mudik Lebaran 2024 usai kecelakaan (laka) maut di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek (Japek).

Jenderal Sigit menjelaskan bahwa skema contraflow digunakan sesuai dengan kondisi lapangan.

"Sehingga kemudian titik contraflow yang akan kita tempatkan yang kira-kira sesuai. Namun, di satu sisi memang contraflow tetap dibutuhkan," kata Jenderal Sigit saat meninjau di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (8/4/2024).

Kapolri meninjau Tol Jakarta-Cikampek bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto. Kapolri mengingatkan kepada para pemudik yang kelelahan saat berkendara untuk beristirahat.

Kapolri tak menutup evaluasi terhadap skema contraflow di Tol Trans Jawa pada masa mudik Lebaran. Kapolri menegaskan contraflow dan one way tetap dibutuhkan sesuai kondisi di lapangan.

"Untuk pengaturan contraflow tadi, ini semua tentunya akan terus kita evaluasi. Sehingga kemudian ada titik-titik yang kemudian kita akan one way, namun di titik lain akan kita ubah jadi contra flow," imbuhnya.

Jenderal Sigit sebelumnya meninjau RSUD Karawang tempat 12 jenazah kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek dievakuasi. Jenderal Sigit mengatakan petugas saat ini tengah berupaya mengecek identitas para korban.

"Saat ini yang dilaksanakan oleh kepolisian dan dibantu dengan TNI dengan pemerintah daerah dan dengan rekan-rekan dari Kementerian Perhubungan, kita sedang melakukan upaya untuk mendapatkan ciri-ciri dari korban yang meninggal," kata Jenderal Sigit di RSUD Karawang, Senin (8/4).

Lebih Berisiko Tinggi

Rekayasa lajur contraflow menjadi salah satu solusi memecah kepadatan lalu lintas yang diterapkan baik saat arus mudik-balik, atau jam-jam sibuk di hari kerja.

Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengingatkan, rekayasa tersebut memiliki risiko lebih tinggi dibanding model rekayasa lain seperti ganjil-genap atau one way.

Karena secara teknis lajurnya terbatas, dari 3 lajur, hanya 1 lajur untuk contraflow yang biasanya dibatasi oleh cone. Kemudian lantaran cuma melintasi di satu lajur yang umumnya berada di lajur mendahului, maka sudah dipastikan tidak dapat menyalip.

"Anda kayak rel kereta api di situ, dan ruang Anda terbatas serta akan berhadapan dengan orang yang mudik dari timur, yang saat itu berbagi jalan dengan Anda, dan dalam kondisi yang relatif mungkin sudah capek juga kecepatan tinggi," kata Jusri.

"Yang dikhawatirkan hanya kesalahan yang dilakukan pengguna jalan lain, karena kita berhadapan dengan lajur lawan yang enggak ada pembatas (permanen)."

Dalam konteks mudik yang rekayasa contraflow-nya lebih panjang, Jusri menyarankan untuk mempertimbangkan melintasi lajur tersebut. Sebab akan sulit mengakses rest area, juga saat mengalami kondisi darurat.

"Saya tidak yakin selama 36 kilometer pemudik di lajur contraflow diperkenankan berhenti di rest area. Pemudik harus menyiapkan agar tidak berhenti dan istirahat di lajur contraflow," terang Jusri.

Bukan perkara sepele, tapi Jusri mengingatkan bahwa sebelum masuk contraflow, pengemudi harus memahami manakala dihadapkan situasi darurat, apa yang harus dilakukan dan bagaimana respons tanggap daruratnya.

"Jadi jangan ikut-ikutan. Sebelum masuk contraflow harus memiliki (ERP) emergency respons plan. Dengan segala risiko sebaiknya pemudik tidak masuk lajur contraflow," imbuh Jusri.

Lalu yang jadi pertanyaan, bagaimana bila di tengah jalan mobil mengalami masalah. Menepinya harus di sebelah kiri atau berusaha ke lajur paling kanan? "Tetap berhenti di kiri, di dekat pembatas jalan atau jalur hijau," katanya.

Reporter: dya,ist/ Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.