Ikrar Pelajar Kabupaten Kediri: Cegah Kekerasan dan Tidak Bunyikan Petasan Selama Ramadan

KEDIRI (Lenteratoday)- Seluruh pelajar dari tiap sekolah di wilayah Kabupaten Kediri serentak melakukan apel pagi dilanjutkan ikrar pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah. Kegiatan yang disertai aksi tandatangan ini diikuti siswa dari tingkat SD sampai SMA, sebanyak 267.487 orang.
Para siswa juga berikrar tidak membunyikan petasan selama Ramadan dan Idul Fitri. "Semua kita minta untuk saling menjaga, menghormati dan menyayangi. Kalaupun ada kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan saya minta kepada seluruh kepala sekolah untuk segera diselesaikan secepat-cepatnya dan dicegah jangan sampai terulang," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kediri Mochamad Muhsin dikutip dari siaran pers Minggu (10/3/2024).Diketahui, apel berlangsun di SMPN 2 Ngasem pada Jumat (8/3/2024).
Dikatakannya, kasus kekerasan baik itu dalam bentuk bulying di satuan pendidikan berpotensi terjadi. Tak hanya antar siswa, bisa juga siswa dengan guru, termasuk orangtua terhadap guru. Pencegahan kasus bulying di lingkungan pendidikan pun menjadi instruksi Bupati Hanindhito Himawan Pramana.
Menurut Muhsin kasus kekerasan muncul bermula dari kasus bullying. Untuk itu, Mas Dhito–sapaan akrab Bupati Hanindhito Himawan Pramana– meminta Dindik dan pihak sekolah dapat lebih peka memantau para siswa mereka.
Secara riil, lanjut Muhsin, di tingkat Pemkab Kediri telah dibentuk tim pencegahan tindak kekerasan di satuan pendidikan. Tim itu juga dibentuk sampai ke tingkat sekolah.
"Tim ini dibentuk pada bulan Februari 2024 (kemarin), dengan pembentukan tim pencegahan tindak kekerasan kalaupun ada kekerasan baik itu bullying langsung bisa diselesaikan oleh sekolah," ungkapnya.
Di sisi lain, bagi pelajar maupun orangtua siswa yang mengalami atau mendapati laporan tindak kekerasan di sekolah dapat mengadukan ke kepala sekolah, Dindik maupun melalui aplikasi Halo Mas Bup. "Kita membuka seluas-luasnya tempat untuk menyampaikan informasi terkait yang terjadi di satuan pendidikan," pungkas Muhsin.
Reporter: Gatot Sunarko/ Editor: widyawati