20 April 2025

Get In Touch

PMK dan LSD Kembali Muncul, Jatim Terima Bantuan 1,25 Juta Vaksin

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono (tengah) dan Kepala Dinas Peternakan Indyah Ariyani (kiri) menunjukkan vaksin PMK dan LSD bantuan dari pemerintah pusat yang diterima di Kantor Dinas Peternakan Jatim, Kamis (7/3/2024).
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono (tengah) dan Kepala Dinas Peternakan Indyah Ariyani (kiri) menunjukkan vaksin PMK dan LSD bantuan dari pemerintah pusat yang diterima di Kantor Dinas Peternakan Jatim, Kamis (7/3/2024).

SURABAYA (Lenteratoday) - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin desease (LSD) kembali muncul di Jatim. Untuk itu, Pemprov Jatim kembali menggalakkan vaksinasi di beberapa daerah yang menjadi sentra peternakan sapi. Selain itu, Dinas Peternakan juga berupaya meningkatkan keamanan pada peternak dan juga pengawasan lalu lintas binatang ternak.

Seperti yang diketahui, salah satu daerah yang terserang PMK dan LSD adalah di Kabupaten Pasuruan. Dalam kurun waktu 7 hari terhitung 14-20 Pebruari ini, setidaknya ada 145 kasus PMK. Dari jumlah tersebut, 31 ekor diantaranya dilaporkan mati. Yang lebih mengagetkannya lagi adalah banyaknya sapi yang mati tanpa diawali gejala seperti awal kasus PMK tahun 2022 lalu, seperti kuku yang terlepas atau mulut yang membusa. Sebaliknya sapi hanya sakit panas satu hari, kemudian keesokan paginya ditemukan mati.

PMK kali ini dinilai lebih ganas dari penularan PMK di awal kasus dua tahun lalu. Faktornya bermacam-macam, bisa karena virus telah bermutasi sehingga kebal dengan obat-obatan, vaksin dan lainnya. Bahkan, pihak pemerintah setelah sudah melakukan uji laboratorium dan ada dugaan virus ini sudah bermutasi sehingga sangat kebal dengan obat-obatan yang biasanya diberikan atau vaksin.

Dari 31 ekor sapi yang mati, paling banyak kasusnya di Kecamatan Prigen sampai 13 ekor. Selanjutnya di Kecamatan Pandaan terlapor 8 ekor mati, Sukorejo 6 ekor, Gempol 3 ekor dan Rembang 1 ekor.

Sementara itu kasus LSD yang ada di Kabupaten Pasuruan mencapai 365 ekor, dengan rincian 315 ekor sakit, dan 45 ekor dinyatakan sembuh. Sedangkan daerah yang banyak terjangkit adalah di Kecamatan Pasrepan.

Atas kasus ini, pemerintah pusat memberikan bantuan vaksin PMK dan LSD pada Dinas Peternakan Jatim. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono di kantor Dinas Peternakan Jatim Jl. A. Yani no. 202 Surabaya, Kamis (7/3/2024). Total vaksin yang diterima Pemprov Jatim hari ini adalah 1 juta dosis vaksin PMK dan 250 ribu dosis vaksin LSD.

Pihaknya optimis bahwa vaksin yang diterima hari ini akan semakin mempercepat pengendalian PMK maupun LSD di Jawa Timur. Terlebih sejauh ini Pemprov Jatim juga telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan pihak-pihak terkait dalam implementasi rencana aksi road map exit strategy PMK yang terukur.

"Alhamdulillah berkat kerja keras kita semua kejadian penyakit PMK di Jawa Timur mulai bulan Mei 2023 sampai dengan bulan Desember 2023 terus menurun," katanya.

"Berdasarkan laporan isikhnas sampai tanggal 5 Maret 2024 realisasi vaksinasi Jawa Timur sebanyak 11,3 juta dosis atau berkontribusi 42% dari total vaksinasi PMK di Indonesia," imbuh Adhy.

Lebih lanjut Pj Gubernur Adhy menjelaskan bahwa sebagai upaya tindak lanjut vaksinasi PMK, pemerintah juga melakukan penandaan ternak dengan ear tag. Sampai 5 Maret 2024 telah terpasang ear tag sebanyak 2,5 juta ekor dari total ear tag yang telah didistribusikan ke kabupaten kota sebanyak 5,3 juta unit. "Hari ini juga akan didistribusikan ear tag tambahan sebanyak 150 ribu unit," ucapnya.

Upaya pengendalian PMK dan juga LSD ini ditegaskan Adhy juga mengupayakan langkah strategis dalam peningkatan populasi hewan ternak di Jawa Timur khususnya sapi. Hal ini penting karena Jawa Timur merupakan gudang ternak nasional.

"Jawa Timur merupakan sumber pangan asal hewan yang terbesar juga sumber protein pangan daging hewan yang terbesar. Untuk itu, mari sama-sama kita jaga dan pertahankan. Dan saya yakin dengan berbekal pengalaman, ini kita bisa lakukan," terangnya.

Selain pengendalian PMK dan LSD, langkah yang dilakukan Pemprov Jatim dalam meningkatkan populasi ternak juga termasuk melakukan kegiatan penjaminan status kesehatan hewan, embrio transfer dan pemuliaan ternak melalui uji zuriat untuk menjaring bibit unggul lokal Jawa Timur. Selain itu, juga melakukan percepatan melalui implementasi teknologi inseminasi buatan (kawin suntik).

Pada tahun 2023, Jatim bahkan mampu melaksanakan inseminasi buatan sebanyak 1,9 juta dosis dengan capaian akseptor sebanyak 1,36 juta ekor. "Untuk keberlanjutan program peningkatan populasi ternak sapi melalui inseminasi buatan, akan di distribuikan semen beku sebanyak 726,3 ribu dosis dan nitrogen cair sebanyak 81,1 ribu liter," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan, Indyah Ariani mengatakan bahwa pengendalian PMK dan LSD butuh waktu dan tidak bisa instan. Dia juga mengakui adanya peningkatan kasus PMK dan LSD yang belakangan terjadi di beberapa daerah di Jatim termasuk di Pasuruan.

"Mengapa PMK ini rodok (agak) naik titik (sedikit) kemarin, Pasuruan agak naik ada 20, 30, 23 itukan maksimal kemarin cuman 43. Waktu itu pun ada beberapa kabupaten termasuk Lumajang dan lain lainnya, itu karena satu, faktor cuanca, yang kedua ini kan sudah teman-teman peternak mulai belanja-belanja ke pasar karena mau Hari Raya Idul Adha, nah ini ada beberapa yang belum divaksin sehingga itu setelah masuk ke kandang muncul PMK-nya jadi itu," katanya.

Namun demikian, Indy berpesan supaya masyarakat khususnya peternak tidak khawatir. Kemunculan PMK ini, lanjut Indy, bukan sesuatu yang ditakutkan, tapi harus diwaspadai pergerakannya. "Memang virus ini harus kita kendalikan. Lalu lintas ternaknya, orang lalu lalang sehingga peningkatan dari cecurity harus ditingkatkan di peternak," tegasnya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.