
MALANG (Lenteratoday) - Puncak Dies Natalis ke-53 Universitas Widyagama (UWG) Malang ditandai dengan pengukuhan Prof. Dr. Adya Hermawati, SE, MM sebagai guru besar ke-7 di UWG Malang. Dalam acara ini, Prof. Adya memaparkan hasil penelitiannya yang mengungkap peran penting keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, dalam mengoptimalkan kualitas kinerja Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebelumnya diketahui, Prof. Adya berhasil meraih gelar guru besar dalam bidang ilmu Manajemen dengan penelitian berjudul 'Memaksimalkan Potensi SDM melalui Quality of Work Life: Strategi dan Dampaknya terhadap Kinerja Organisasi.' Dalam orasinya, ia memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukannya sejak tahun 2009 hingga 2023.
Teori yang dikembangkannya, yakni Teori Quality of Work Life, menjadi fokus utama. Terlebih jika dihubungkan dengan isu 'work-life balance,' khususnya yang sedang marak di kalangan anak muda melalui media sosial saat ini. Ia menekankan, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi berpengaruh langsung pada kesehatan mental individu.
"Karena prinsip itu juga berkaitan dengan kinerja organisasi yang bergantung pada kualitas kinerja SDMnya. Organisasi wajib menyadari ini dan memaksimalkan potensi SDM melalui peningkatan quality of work-life," ujar Prof. Adya, ditemui di Hall Widya Graha Kampus II, Sabtu (24/2/2024).
Lebih lanjut, dalam 14 tahun perjalannya mengembangkan penelitian ini, Prof. Adya juga mengungkap kemungkinan kendala yang dapat dihadapi oleh suatu organisasi atau instansi dalam mengadopsi teori ini. Terutama terkait dengan implementasi seluruh sembilan indikator Quality of Work Life.
Ia menyadari, tidak seluruh organisasi, lembaga, ataupun instansi di Indonesia, yang sepenuhnya telah menerapkan 9 indikator tersebut, dan hal ini menjadi tantangan dalam upaya mengoptimalkan kinerja individu.
"Jadi mungkin organisasi itu tidak sepenuhnya mengimplementasikan 9 indikator itu. Mungkin ada 5, 6, atau paling banyak 7. Padahal teori itu merupakan ujung tombak yang bisa mendorong atau mengiptimalkan kinerja individu. Kemudian berkontribusi kepada kinerja organisasi, lembaga, institusi. Nah supaya bisa mengoptimalkan kinerja individu, saran saya ya aspek quality of work life itu diimplementasikan," tambahnya.
Prof. Adya juga mengungkap adanya dukungan konsisten dari Kemendikbud RI, melalui dana penelitian sebesar Rp 300 juta pada 2023 dan Rp 483 juta pada 2020. Menurutnya, dukungan tersebut menjadi pendorong utama dalam mengembangkan Teori Quality of Work Life sejak 2009 ini.
Terpisah, Rektor UWG Malang, Dr. Anwar, S.H., M.Hum, menambahkan, pengukuhan Prof. Adya ini menandai perkembangan positif di lingkungan akademis UWG. Menurutnya, saat ini UWG Malang resmi memiliki total 10 guru besar, termasuk penambahan 4 guru besar baru dalam tahun ini.
Rektor Anwar menekankan, gelar profesor bukanlah puncak karier, melainkan titik awal untuk mengembangkan karya ilmiah, akademik, dan sosial yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara. Menurutnya, kinerja universitas diukur bukan hanya dari jumlah profesor, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkan oleh para profesor dalam melahirkan karya terbaik setelah memperoleh gelar.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH