
SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menggagas program Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW.
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, program Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW ini bertujuan untuk mendukung proses pendidikan anak-anak dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Selain itu, program ini juga untuk memotivasi siswa agar semangat belajar dan mengaji. Serta, merupakan salah upaya Pemkot Surabaya dalam mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) dengan memberikan ruang aman bagi anak-anak agar lebih produktif dan kreatif.
“Kami juga memberikan kesempatan bagi guru dan mahasiswa untuk peduli terhadap pendidikan di Surabaya dengan cara menjadi volunteer (relawan) dalam program tersebut,” kata Yusuf, Jumat (23/02/2024).
Yusuf menjelaskan, sejak diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada 2 September 2023, hingga saat ini sudah ada 220 Balai RW dari 31 kecamatan se-Surabaya telah digunakan sebagai lokasi Sinau dan Ngaji Bareng.
Untuk para tenaga pengajarnya adalah pemuka agama, mahasiswa dan guru. Yusuf menuturkan, mahasiswa yang terlibat dalam penerapan program Sinau dan Ngaji Bareng sebanyak 2.240 orang. Para mahasiswa tersebut berkolaborasi dengan 6.593 tutor dan guru, serta 503 guru TPQ.
“220 itu tersebar di 128 kelurahan dari 31 kecamatan di Surabaya. Para peserta adalah anak-anak di lingkungan kelurahan tersebut, pelajar SD kelas V dan VI, serta pelajar SMP kelas VIII dan IX. Masyarakat bisa melakukan monitoring melalui website https://dispendik.surabaya.go.id/sinau-bareng/ untuk melihat jadwal dan loksi Balai RW,” jelasnya.
Yusuf mengaku, bahwa saat inj berbagai wilayah di Kota Surabaya terus mengajukan penggunaan Balai RW dalam program Sinau dan Ngaji Bareng. Bahkan masyarakat bisa menghubungi lurah setempat untuk mengajukan Balai RW sebagai lokasi penerapan Sinau dan Ngaji Bareng.
“Apalagi di setiap Balai RW sudah ada layanan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga), yaitu layanan konseling bagi keluarga, anak, dan perempuan. Jadi Balai RW diharapkan bisa menjadi titik berkumpul dan bersosialisasi anak-anak, terutamanya dalam belajar dan mengaji,” tukasnya.
Reporter: Amanah Nur Asiah (mg)/Editor: widyawati