
MALANG (Lenteratoday) - Prof. Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, STP, MP, seorang profesor dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) menghadirkan inovasi baru dalam pengolahan pangan.
Dalam penelitiannya yang berjudul 'Modifikasi HeDT untuk Modifikasi Pati', Prof. Widya mengungkapkan teknologi Heterogenous Dual Treatment (HeDT) sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan kesehatan tubuh melalui modifikasi karakteristik pati.
Prof. Widya mengatakan, HeDT merupakan metode modifikasi pati yang melibatkan dua proses secara simultan. Metode ini menurutnya merupakan pengembangan dari pendekatan tunggal dan homogen dual treatment sebelumnya, di mana perlakuan fisik, kimiawi, biologis, maupun enzimatis dapat dilakukan secara bersamaan dalam proses pengolahan.
"Aplikasi HeDT tidak hanya efektif tetapi juga efisien dalam meningkatkan pati resisten dalam komoditas pangan. Pati resisten ini memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan usus, sensitivitas insulin, dan memberikan efek hipokolestrolemia. Pati resisten juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk mempertahankan rasa kenyang lebih lama, mengurangi pembentukan batu empedu, membantu penyerapan mineral, dan mencegah sembelit," ujar Prof. Widya, dalam konferensi pers di UB, Selasa (20/2/2024).
Prof. Widya menjelaskan, penelitian ini membuka potensi pengaplikasian metode HeDT dalam pengolahan makanan tradisional dan produk pangan lainnya yang tinggi karbohidrat mudah cerna. Terlebih melihat tren konsumsi saat ini yang meningkatkan risiko penyakit kronis, Prof. Widya menekankan pentingnya memahami asupan, terutama pati, untuk mencegah dan bahkan sebagai terapi penyembuhan penyakit.
Dalam konteks tersebut, ia menyoroti kecenderungan konsumsi berlebihan, khususnya pada makanan atau jajanan yang mudah dicerna dari pati. "Upaya saya adalah membuat pati menjadi lebih lambat dicerna oleh tubuh, mengubahnya menjadi pati resisten sehingga dapat memberikan efek kenyang yang lebih lama," tambah Prof. Widya.
Lebih lanjut, dengan memodifikasi karakteristik pati, Prof. Widya berharap dapat menciptakan pangan yang tidak hanya lezat tetapi juga mendukung gaya hidup sehat. Misalnya, pada produk seperti kerupuk, di mana pati merupakan komponen utamanya, upaya modifikasi dapat menghasilkan pati resisten, mirip dengan efek serat pada tubuh.
"Ini adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama mengingat masalah diabetes yang bisa berujung pada penyakit kronis lainnya," tegas Prof. Widya.
Dengan inovasi ini, Prof. Widya membawa harapan akan masa depan pengolahan pangan yang lebih sehat, memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan masyarakat, dan mengubah cara individu dalam memandang konsumsi makanan di era modern ini.
Sebagai informasi, selain Prof. Widya, juga terdapat tiga profesor baru lainnya dari Fakultas Teknologi Pertanian UB, melengkapi tim akademisi yang berprestasi. Di antaranya yakni Prof. Dr. Ir. Musthofa Lutfi, MP, membawa inovasi dengan penelitian tentang Inovasi Plastik dan Umbi Amorphopallus, sementara Prof. Dr. Ir. Sukardi, MS, mengenalkan Teknologi Medan Listrik Berpulsa untuk Ekstraksi.
Selain itu, Prof. Dr. Ir. Yusuf Wibisono, STP., M.Sc., IPM, ASEAN.Eng., dengan penelitian berjudul Pemisahan Biomolekul menggunakan Model I-Smart. Tidak ketinggalan, Prof. Dr. Drs. Choirul Saleh., M.Si, dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB, akan memperkenalkan hasil penelitiannya tentang Kolaborasi Multisektoral Berbasis Nilai Gotong Royong dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia.
Kelima profesor ini akan diukuhkan pada Kamis (22/2/2024) mendatang. Menandai tonggak baru peningkatan kualitas akademik dan menambah panjang daftar profesor dari berbagai ilmu di Universitas Brawijaya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi