07 April 2025

Get In Touch

Tips Jaga Kesehatan bagi Petugas KPPS dari Dokter, Catat!

Dr Andrianto dr SpJP SubSp IKKv(K) FIHA FAPSC FESC. (Foto: Dok.pribadi)
Dr Andrianto dr SpJP SubSp IKKv(K) FIHA FAPSC FESC. (Foto: Dok.pribadi)

SURABAYA (Lenteratoday) - Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akan menjadi garda terdepan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada Rabu (14/02/2024) besok. Diketahui, kesehatan para petuga Pemilu menjadi sorotan. Pasalnya, di Pemilu 2019 menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU) terdapat 894 petugas meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit.

Agar kejadian serupa tak terjadi, Dr Andrianto dr SpJP SubSp IKKv(K) FIHA FAPSC FESC membagikan tips menjaga kesehatan bagi petugas KPPS. Ia menjelaskan, seseorang untuk bisa melakukan pekerjaan ekstra, harus memiliki kesiapan fisik dan mental. Kesiapan tersebut bermula dari sebelum hingga berakhirnya pelaksanaan tugas anggota KPPS.

Dr Andrianto mengingatkan untuk jangan sampai kelelahan sebelum hari pelaksanaan, meskipun ia sadar bahwa persiapannya pun tidaklah ringan. "Maka dari itu, perlu manajemen waktu istirahat yang baik, tahu kapan waktu kerja dan kapan waktunya istirahat," kata Dr Andrianto, Selasa (13/2/2024)

Hal yang sama juga berlaku saat pelaksanaan pemilu. Meskipun istirahat dan beban saat penyelenggaraannya tidak seimbang, KPPS bisa menyiasati waktu sedemikian rupa untuk memulihkan tenaga walau sebentar.

“Harus juga mengatur beban agar tidak berlebihan. Pengaturan jam istirahat harus sedemikian rupa sehingga tubuh ada fase untuk recovery,” tambahnya.

Tips kedua yaitu, perlunya kecukupan gizi sebagai penunjang. Dalam hal ini, Dosen FK Unair itu tidak menyarankan doping untuk memperkuat tubuh selama bertugas.“Tidak perlu doping. Justru kalau sistem doping, tubuh tidak dalam keadaan fit, dan teraktivasi berlebihan, nantinya juga akan kontraproduktif,” ungkapnya.

Terakhir, Dr Andrianto meminta para petugas untuk mengenali diri sendiri. Ia menyebut jika tubuh akan mengirim sinyal jika sedang tidak fit. 

Jika sinyal itu mengganggu seperti kecapaian, ngos-ngosan, dan berdebar, maka patut waspada dan segera kunjungi fasilitas kesehatan.“Semakin singkat kita memanfaatkan waktu, maka jantung kita tidak akan dalam keadaan yang lebih buruk,” tuturnya.

Sementara terkait ada anggota yang pingsan saat bertugas, Ia menghimbau untuk memeriksa terlebih dahulu nafas dan denyut nadinya. 

Jika keduanya terdeteksi, pasien hanya perlu berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala selama 10 hingga 15 menit. Pasien seperti ini harus istirahat dan berlanjut pada pemeriksaan lebih detail di fasilitas kesehatan.

Kondisi tersebut akan berbeda ketika pasien berhenti bernafas dan nadi tidak terdeteksi, terlebih akibat henti jantung. Ia mengungkapkan jika angka harapan hidup dari henti jantung sangat rendah, maka upaya penanganan harus segera terlaksana.

“Ketika upaya penyelamatan henti jantung bisa dilakukan dalam 20 menit, 1 dari 5 bisa selamat. Kalau berhubungan dengan kegawatan jantung, pembuluh darah, dan saraf, sangat berhubungan dengan kecepatan dan ketepatan penanganan,” tukasnya.

Diketahui, pada Pemilu sebelumnya analisis KPU mengungkap penyebab utama meninggalnya petuga Pemilu adalah riwayat penyakit bawaan dan beratnya beban kerja petugas KPPS.

Reporter: Amanah Nur Asiah (mg)|Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.