
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Wakil Ketua I Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Ruselita, mengatakan, Kota Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah harus memiliki bangunan ikonik, yang bisa menjadi wajah kota dan penyangga dari segala sektor, serta memberikan pesan kedamaian.
Maka, renovasi Bundaran Besar jalan Tjilik Riwut Palangka Raya diharapkan bisa menjadikannya sebagai ikon. "Bangunan-bangunan ikonik dan bersejarah mampu menjadi daya tarik dan daya pikat bagi wisatawan," papar Ruselita, Selasa (6/2/2024).
Ia menuturkan, sentuhan menara Telawang (Perisai), merupakan lambang alat penangkis serangan musuh yang melambangkan kewaspadaan dan ketahanan masyarakat yang sekaligus memberikan pesan kedamaian.
Ruselita menilai renovasi Bundaran Besar Palangka Raya memang sangat penting dilakukan. Sebab, Bundaran Besar memiliki sejarah dan bukan hanya berada di jantung Kota Palangka Raya, tetapi sebagian ahli menyebutnya sebagai 'Center of the world'.
"Bundaran Besar diharapkan dapat menjadi landmark dalam menentukan identitas Kota Palangka Raya dan sebagai salah satu destinasi wisata yang memungkinkan berkembangnya sektor ekonomi kreatif," ungkapnya.
Ruselita juga berharap, proses renovasi ini mampu menggabungkan sentuhan artistik yang modern dengan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Sehingga, mampu menarik wisatawan dari berbagai tempat dan memberikan dampak positif bagi pariwisata serta ekonomi masyarakat Kota Palangka Raya.
Ia menambahkan, renovasi Bundaran Besar sendiri bisa dikatakan sudah selesai 100 persen, tinggal tahap finishing yang diperkirakan akan selesai di bulan Mei 2024.
"Kita optimis hasil dari renovasi Bundaran Besar akan menjadi bangunan ikonik yang tidak hanya menarik, tetapi juga sarat makna dan potensi yang melekat sebagai identitas Kota Palangka Raya dan wajah dari Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah," pungkasnya. (*)
Reporter : Novita | Editor : Lutfiyu Handi