
SURABAYA (Lenteratoday) - Mahasiswa tugas akhir Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Celvin, mengembangkan sistem kontrol tangan prostetik (tangan palsu) dengan penerapan teknologi artificial intelligence (AI).
Teknologi ini dapat membuat gerakan pada tangan protestik tersistem otomatis hanya dengan prediksi gerakan otot.
Celvin menuturkan, inovasi sistem kontrol pada tangan prostetik yang ia buat menggunakan sinyal listrik yang dihasilkan otot bernama sinyal EMG (Elektromiografi). Sinyal ini diproses oleh AI dan bertugas untuk memprediksi gerakan.
“Hasil dari prediksi tersebut kemudian dikirim ke tangan prostetik untuk digerakkan. Kondisi jari tangan prostetik yang bisa diprediksi yakni menekuk dan netral,” tuturnya, Selasa (6/02/2024).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sistem kontrol tangan prostetik ini diuji pada 19 gerakan tangan yang berbeda. Hasilnya 13 dari 19 gerakan dapat diprediksi dengan baik, meskipun ada delay waktu sekitar 2-5 detik.
Gerakan tersebut seperti menggerakkan jari angka 1-5, mengangkat tiga jari sekaligus, dan lain-lain. Selain itu, gerakan juga bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
“Kelebihan dari inovasi ini adalah menggunakan multi-label classification yang artinya dapat memprediksi gerakan dari kelima jari secara independen. Berbeda dengan kebanyakan sistem sebelumnya yang hanya bisa memprediksi satu gerakan dalam satu waktu,” jelasnya.
Kelebihan lainnya yaitu penggunaan AI yang membuat tangan prostetik menjadi lebih canggih.
Meski masih bersifat sebagai penelitian tugas akhir, ke depan, ia akan melakukan beberapa perkembangan pada inovasi ini.
Seperti meningkatkan akurasi prediksi dari AI, meningkatkan variasi gerakan yang dapat diprediksi, serta mengurangi delay yang terjadi.
“Harapannya, individu yang mengalami amputasi pada lengan dapat kembali memiliki tangan yang dapat digerakkan sesuai dengan keinginan mereka,” tukasnya. (*)
Reporter : Amanah Nur Asiah(mg) | Editor : Lutfiyu Handi