20 April 2025

Get In Touch

Soal Pilpres RI, New York Times : Demokrasi atau Dinasti?

Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tiba di lokasi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam (Ant)
Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tiba di lokasi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam (Ant)

SURABAYA (Lenteratoday) - Pesta demokrasi Indonesia atau Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menjadi sorotan media asing. Salah satunya adalah media kenamaan dari Amerika Serikat, New York Times (NYT) yang memberikan kritikan soal anak presiden Indonesia Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (36), yang menjadi calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.

Kritikan di media tersebut tertuang dalam artikel berjudul "Anak Presiden dalam Skema Pemilu Indonesia. Apakah Ini Demokrasi atau Dinasti?" yang dirilis pada Sabtu (6/1/2024) lalu seperti dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (9/1/2024).

Dalam artikel tersebut, paragraf pertama menyebutkan bahwa Gibran belum lama ini menjadi pengusaha katering dan makanan penutup. Kemudian lebih lanjut disebutkan bahwa dia adalah simbol dinasti politik yang sedang berkembang dan penerima keuntungan dari manuver keluarga.

Melalui keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin Anwar Usman, Gibran muncul sebagai kandidat utama wakil presiden dalam pemilu nasional bulan depan. Anwar merupakan paman dari Gibran usai menikah dengan adik Jokowi.

Pada Oktober lalu, MK mengabulkan usia minimal 40 tahun atau pernah menjadi kepala daerah untuk bisa dicalonkan menjadi capres maupun cawapres. Jika Prabowo-Gibran menang, ia akan menjadi wakil presiden termuda di Indonesia. Situasi itu membuat sejumlah kritikus menilai bahwa Jokowi berupaya melemahkan perombakan demokrasi.

Media AS ini juga mencantumkan komentar pengamat soal pencalonan Gibran sebagai cawapres. "Jelas bahwa Jokowi sedang membangun dinasti politik," kata peneliti di Universitas Atma Jaya Yoes C Kenawas.

Tujuan Jokowi, lanjut dia, mempersiapkan putranya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2029. Menjabat di bawah pimpinan Prabowo akan menjadi "masa magang." "Karena pada akhirnya yang dituju adalah presiden. Bukan wakil presiden," ujar Yoes.

Pengamat lain dosen politik dan kajian keamanan yang fokus politik Indonesia dari Universitas Murdoch Ian Wilson juga punya penilaian serupa. "Saya sama sekali tak melihat Jokowi sebagai seorang demokrat," kata Wilson.

Wilson menggambarkan manuver Jokowi sebagai bagian dari tren anti-demokrasi yang dianut banyak politikus Indonesia. Para politikus itu termasuk Prabowo yang pernah berharap menggantikan ayah mertuanya, Soeharto.

Selama beberapa dekade, Prabowo dilarang memasuki Amerika Serikat karena catatan pelanggaran hak asasi manusia. "Jokowi punya kecenderungan otokratis, begitu juga dengan Prabowo," ungkap dia.

Dalam Pilpres 2024, terdapat tiga pasangan calon. Mereka yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, serta Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Prabowo, menurut tulisan NYT, telah lama dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kalah dalam dua pemilu terakhir melawan Jokowi. (*)

Sumber : CNNIndonesia | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.