KT&G Training Center Malang, Tingkatkan Keterampilan Masyarakat Melalui Sekolah Menjahit Gratis

MALANG (Lenteratoday) - Guna membantu meningkatkan keterampilan masyarakat, KT&G Training Center menggelar sekolah menjahit secara gratis.
Pimpinan KT&G Training Center Malang, Choon Hwan Hahm, mengatakan setelah sukses menyediakan akses gratis dalam meningkatkan keterampilan menjahit. Kini pihaknya juga membuka kursus pelatihan dalam bidang komputer desain grafis. Dalam waktu singkat, menurutnya KT&G Training Center Malang telah berhasil membimbing 350 alumni sekolah menjahit, dan 30 peserta program komputer.
"Masing-masing sekolahnya ditempuh dengan waktu 3 bulan. Hari ini adalah acara kelulusan angkatan ke-11 khusus untuk sekolah menjahit, namanya Korsa. Kalau sekolah komputer dan desain grafis, namanya Kordi," ujar Hahm, ditemui usai acara kelulusan angkatan ke 11 Korsa, Kamis (14/12/2023) malam.
Pria asal negeri ginseng ini menuturkan, program-program pelatihan gratis tersebut terbuka bagi seluruh kalangan masyarakay yang berkeinginan untuk meningkatkan keterampilannya.
"Semuanya gratis. Mereka mendapat ilmu yang baru, dan setelah lulus ini mereka bisa bekerja sesuai kelas pelatihannya. Jadi terlebih ini sangat menolong bagi ibu-ibu juga, karena kebanyakan ibu-ibu yang mengikuti sekolah menjahit ini. Kalau di sekolah komputer kebanyakan pemuda-pemudi," papar Hahm.
Lebih lanjut, Hahm mengatakan bahwa acara kali ini tidak hanya merayakan kelulusan tersebut bagi alumni Korsa angkatan ke 11. Namun, juga menjadi panggung bagi angkatan 1-10 untuk menunjukkan karya-karyanya, melalui fashion show.
"Nah alasan memilih Malang, karena kami merasa cocok. Suasana dan kondisinya sangat memungkinkan. Jadi sekolah ini juga pertama kali dibuka di Malang, dan hasilnya luar biasa. Contohnya banyak sekali ibu-ibu yang mendapatkan hasil positif setelah mengikuti sekolah menjahit di sini. Ini beda dari CSR, jadi memang betul-betul untuk memberdayakan masyarakat," tukas Hahm.
Terpisah, alumni Korsa angkatan 1, Evy Firstyawati, menceritakan perubahan besar dalam kehidupannya, setelah mengikuti program Korsa selama 6 bulan. Dari seorang Make Up Artist (MUA), Evy kini berhasil meraih omzet sekitar Rp 10 juta per bulan dari hasil menjahit.
"Jadi saya ikut 3 bulan sekolah kursus pemula, kemudian jeda 9 bulan baru kursus kelas mahir. Jadi totalnya 6 bulan.
Pelatihannya meliputi pengenalan jenis dan macam jarum, macam kain, jadi gak langsung praktik menjahit. Jadi misalnya ada untuk kain jenis denim, untuk baju dengan kain halus, itu beda-beda. Kalau yang kelas mahir, itu sudah pecah model," terang perempuan asal Lawang, Kabupaten Malang ini.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Elly Nurhayati, salah satu alumni dari angkatan 5. Elly bahkan mengaku bahwa dari awal, dirinya sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang menjahit. Namun kini Elly telah berhasil menyelesaikan lebih dari 100 karya, termasuk seragam sekolah dan pakaian dinas kantor.
"Setelah lulus dari (kelas) mahir, saya semakin berani untuk berkarya. Mengerjakan beberapa jahitan seragam sekolah dan baju baju dinas kantor. Dan sampai saat ini saya sdah menyelesaikan lebih dari 100 pcs jahitan," tegasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi