
MALANG (Lenteratoday) - Dalam upaya menangani tongginya tingkat kepadatan lalu lintas di Kota Malang. Dinas Perhubungan (Dishub) setempat telah merancang langkah strategis dengan mewacanakan penerapan sistem satu arah di wilayah Mergan Lori.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengtakan rencana ini bertujuan untuk menyelesaikan titik kejenuhan lalu lintas yang terus bertambah di kawasan Kecamatan Sukun. Khususnya di persimpangan Mergan Lori, Jalan Jupri, serta Jalan Raya Langsep.
"Jadi satu arah itu salah satu wacana dalam pembahasan bersama Forum Lalu lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) kali ini. Karena di sana kan semakin tinggi tingkat kejenuhannya, melebihi 1,7 Density of Service (DS). Kalau nanti ada penerapan itu, perubahannya kita upayakan bisa sampai nol titik kejenuhannya. Terutama yang di Mergan Lori," ujar Widjaja, ditemui usai rapat bersama FLLAJ, Senin (11/12/2023).
Pria yang akrab dengan sapaan Jaya, ini menambahkan pentingnya wacana satu arah tersebut untuk dapat diterapkan kedepannya. Sebab selama ini, jalan Mergan Lori berada dalam suatu perkampungan. Dengan kondisi jalan yang sempit dan memiliki lebar hanya sekitar 6 meter, namun digunakan untuk dua jalur, dari utara ke selatan dan sebaliknya.
"Rencananya di arah masuk ke Mergan Lori yang kita buat 1 arah. Mungkin hanya 100-200 meter, dari ujung sampai ke Mergan sekolah itu. Jadi perempatan lampu merah dari arah Jalan Raya Langsep, itu kan lurus masuk, nah itu Mergan Lori. Crowdednya di situ," tambahnya
Namun, Jaya menegaskan bahwa implementasi dari rencana tersebut masih memerlukan serangkaian uji teknis di lapangan. Serta keterlibatan langsung dari masyarakat setempat untuk memahami situasi riil di Mergan Lori.
"Artinya kita harus melakukan konsultasi publik lagi, kita akan konsultasikan ke masyarakat. Kita perlu ke lapangan lebih dahulu bersama FLLAJ ini, untuk melihat bagaimana kondisi riil di lapangan. Kemudian bagaimana tanggapan dan masukan dari masyarakat. Selanjutnya baru ada uji coba yang nanti bisa jadi sebulan," urai Jaya.
Di sisi lain, Jaya juga menyebut bahwa ketidaksimetrisan antara kaki simpang di persimpangan Mergan Lori, juga menjadi perhatian serius bersama FLLAJ kali ini. Menurutnya, keberadaan jalur simpang yang lurus dan tidak lurus, menyebabkan kesulitan manuver bagi pengendara yang datang dari arah Jalan Kyai Rais dan Pasar Kasin.

Dalam konteks tersebut, terdapat pula masalah terkait kendaraan besar seperti truk yang memaksa masuk ke perkampungan Mergan Lori. Hingga mengakibatkan kemacetan yang membutuhkan penanganan.
"Di Mergan itu kan kampung, tidak ada pedestrian juga. Pejalan kaki rawan di situ, bahaya. Tidak ada pedestrian mulai dari perempatan sekolah di Mergan itu sampai ke perempatan lampu merah. Jadi untuk mengurangi tingkat kerawanan dan supaya masyarakat khususnya pejalan kaki lebih aman dan nyaman, perlu diperhitungkan rekayasa yang harus kita mulai tahapannya," sambungnya.
Diakhir, Jaya juga menyampaikan bahwa dalam pembahasan ini, juga mencakup penanganan terhadap pedagang kaki lima (PKL) di belakang Pasar Mergan, yang berdampak pada arus lalu lintas di wilayah tersebut. "Itu perlu ada penanganan tersendiri. Kita harus mulai berbicara mengenai penataan arus lalu lintas. Karena di Malang ini infrastruktur jalan sangat terbatas maka yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya lebih lancar," pungkasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi