
MALANG (Lenteratoday) -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang terus melakukan langkah preventif untuk mengantisipasi potensi bencana cuaca ekstrem. Salah satunya melalui pemasangan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini khusus untuk mengantisipasi pergerakan tanah yang berpotensi menimbulkan bencana.
"Kalau sekarang, kita tambah lagi 4 pemasangan EWS di lokasi tanah bergerak di Bunul, Kecamatan Blimbing. Sekarang sudah terpasang EWS untuk pergerakan tanah di situ," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang, Prayitno, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (27/11/2023).
Prayitno menyebutkan, lokasi pemasangan EWS tersebut memiliki karakteristik kemiringan dan elevasi yang curam. Terlebih menurutnya, terdapat sekitar 10-15 rumah yang berada di sekitar lokasi, serta memiliki potensi ancaman bencana tanah bergerak yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, pihaknya juga mengaku telah melakukan sosialisasi kepada warga setempat agar memahami fungsi dan pentingnya menjaga alat tersebut.
Lebih lanjut, dalam situasi cuaca ekstrem yang diprediksi oleh BMKG dapat berlangsung hingga awal Desember ini. Prayitno menuturkan bahwa penambahan sistem deteksi tanah bergerak ini, ditujukan untuk meminimalkan risiko bencana yang dapat terjadi.

Sebelumnya BMKG telah mengeluarkan imbauan terkait cuaca ekstrem di Jawa Timur, termasuk Kota Malang, mulai dari tanggal 25 November hingga 2 Desember 2023.
Menanggapi hal tersebut, Prayitno mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem ini. Terutama, sambungnya, mengingat BMKG memperkirakan adanya potensi hujan di Kota Malang, mulai pukul 13.00 - 14.00 WIB.
"Meskipun intensitasnya tidak pasti, kehati-hatian tetap diperlukan, terutama di lokasi rawan seperti yang pernah terjadi di beberapa tempat seperti Galunggung, Soekarno-Hatta, dan kampung Kayutangan," tegas Prayitno.
BPBD Kota Malang telah memaksimalkan peran kelurahan tangguh. Sebagai pusat kesiapsiagaan bencana di masing-masing wilayah, dengan pemutakhiran informasi setiap 2 menit sekali.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memastikan masyarakat siap menghadapi kondisi darurat. Dikatakannya, komunikasi yang terus-menerus dan pembaruan informasi sangat penting untuk memastikan kesiapsiagaan setiap saat (*)
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH