
GAZA (Lenteratoday) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinannya atas nasib kepala Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza, Muhammad Abu Salmiya, yang ditahan oleh Israel. Dikutip dari Al-Jazeera, Minggu (26/11/2023), ternyata penahanan dilakukan dua hari sebelum perjanjian gencatan senjata.
WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan pada bahwa direktur rumah sakit terbesar di wilayah Palestina yang terkepung telah ditangkap pada hari Rabu (22/11/2023) bersama dengan lima petugas kesehatan lainnya ketika mereka mengambil bagian dalam misi PBB untuk mengevakuasi pasien.
"Tiga personel medis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan tiga dari Kementerian Kesehatan ditahan," ujar WHO dalam pernyataan resminya.
Sejak itu, dua dari enam orang tersebut dilaporkan telah dipulangkan, namun "kami tidak memiliki informasi mengenai kondisi empat staf kesehatan yang tersisa, termasuk direktur rumah sakit Al-Shifa," tambah pernyataan itu.
Badan PBB tersebut menyerukan agar hak hukum dan hak asasi manusia mereka dipatuhi sepenuhnya selama penahanan mereka. Seorang juru bicara tentara Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa Abu Salmiya sedang diinterogasi.
"Kami saat ini bergerak maju dengan … menanyai dia mengenai fakta bahwa dia adalah kepala rumah sakit yang sebenarnya berada di puncak jaringan teror," kata juru bicara militer Israel Doron Spielman.
"Bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang terjadi? Kami punya sandera yang ada di CCTV di rumah sakitnya."
Tentara Israel, yang menggerebek rumah sakit tersebut pekan lalu, menuduh pejuang Hamas menggunakan kompleks terowongan di bawah RS Al-Shifa sebagai pusat komando - sebuah pernyataan yang berulang kali dibantah oleh Hamas dan pejabat rumah sakit. Israel belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.
Adapun, WHO telah melaksanakan tiga misi evakuasi ke rumah sakit dalam waktu seminggu. WHO dalam satu kesempatan berhasil memindahkan 31 bayi dari rumah sakit. Bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Palestina, 151 orang dievakuasi, termasuk pasien, kerabat mereka, dan petugas kesehatan, menurut WHO.
Sumber: Al-Jazeera,ist/Editor: widyawati