08 April 2025

Get In Touch

BKKBN dan UNITOMO Gelar Forum Koordinasi Jurnalis untuk Percepat Penurunan Stunting

Ka. Perwakilan BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, MM saat menyampaikan sambutan di Forum Koordinasi Jurnalis
Ka. Perwakilan BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, MM saat menyampaikan sambutan di Forum Koordinasi Jurnalis "Sinergitas Insan Pers Bersama Mahasiswa Peduli Jurnalistik Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Timur". (Jannatul Firdaus/Lenteratoday

SURABAYA (Lenteratoday) - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur bersama dengan Universitas Dr. Soetomo (UNITOMO) Surabaya menggelar Forum Koordinasi Jurnalis "Sinergitas Insan Pers Bersama Mahasiswa Peduli Jurnalistik Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Timur", Kamis (16/11/2023) di Auditorium Ki H. Moh. Saleh UNITOMO Surabaya.

Kegiatan ini merupakan Kerjasama antara Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, PIJAR Jatim, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Dr. Soetomo dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, yang dihadiri oleh 61 jurnalis dan 300 Mahasiswa dari beberapa Fakultas di UNITOMO.

Ka. Perwakilan BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, MM menjelaskan, kegiatan ini merupakan implementasi amanah Perpres No. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, bahwa BKKBN mendapatkan mandat Presiden Republik Inonesia untuk berperan menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan stunting.

Namun ia mengungkapkan, dalam pelaksanaanya tentu BKKBN tak bisa melaksanakan sendiri karena keterbatasan SDM, anggaran, dan lainnya. Ditambah banyaknya faktor penyebab stunting itu sendiri. Oleh karena itu BKKBN melibatkan banyak sektor, di antaranya adalah insan akademisi dan jurnalis.

"Kita harapkan bahwa kalau jurnalis itu bisa memberikan satu informasi, edukasi kepada masyarakat tentang stunting dengan mem-blow up isu-isu stunting ini, dan kita berharap bahwa masyarakat itu paham," ungkapnya.

Begitu juga dengan insan akademisi. Ia berharap bahwa insan akademisi utamanya perguruan tinggi mampu mengedukasi para remaja, yang telah siap untuk melaksanakan kehidupan berkeluarga. Maka perguruan tinggi menjadi sektor yang efektif untuk dapat mensosialisasikan isu stunting ini kepada mahasiswanya.

"Dan terkait dengan pengabdian dan riset di perguruan tinggi, ini juga kami perlukan untuk bagaimana kita mengetahui tentang faktor-faktor mungkin yang penyebab terjadinya stunting, dan kita bisa memberikan satu solusi yang tepat untuk penurunan stunting," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, angka stunting Jawa Timur tahun 2022 berada di angka 19,2 persen. Angka tersebut sudah lebih rendah daripada capaian nasional yaitu 21,6 persen. Meski begitu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menargetkan untuk turun menjadi 16,8 persen di tahun ini.

"Tentu saja dari 38 kabupaten kota, yang tertinggi angka prevalensi stuntingnya kita berharapkan bisa turun, dan yang sudah turun prevalensi stuntingnya, kita harapkan bisa untuk mempertahankan, dan semua harus turun," ungkapnya.

Dari 38 Kabupaten/Kota tersebut, bebernya, tiga wilayah stunting terbesarnya adalah di Jember, Bondowoso, dan Situbondo. Faktornya datang dari banyak hal, di antaranya adalah kemiskinan, budaya, bahkan pernikahan dini, atau malah pernikahan dini akibat Married by Accident atau hamil di luar pernikahan.

"Kalau hamil duluan itu kan berarti kehamilan yg tidak diinginkan. Biasanya ibunya kurang care. Kemudian yang kedua perkawinan anak itu kan si ibu masih membutuhkan nutrisi sebenarnya dalam masa pertumbuhannya, namun demikian karena ada hamil, maka nutrisi itu akan berbagi dengan bayinya," jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Rektor UNITOMO Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH., MH. Mengungkapkan bahwa UNITOMO siap untuk melakukan kerjasama dengan BKKBN ini dalam rangka penurunan stunting. Hal itu Karena ia yakin bahwa UNITOMK memiliki SDM yang kuat, dan memiliki beberapa fakultas yang mumpuni dalam hal penurunan stunting.

"Mungkin kalau untuk persiapan ibu hamil untuk makanan, kami punya fakultas pertanian itu yang bisa memproduk makanan yang sarat gizi," ungkapnya.

Selain itu, juga akan ada pendampingan dari para mahasiswa untuk pencegahan stunting kepada masyarakat, yang dilakukan dengan magang ataupun KKN tematik. Tak hanya dari mahasiswa, peran dosen untuk pengabdian masyarakat penurunan stunting juga akan dipersiapkan.

"Kami tadi sudah diskusi bahwa akan segera melaunching kegiatan yang bisa meningkatkan bagaimana kontribusi UNITOMK untuk masyaraka,t terutama mungkin ketiga wilayah itu. Sehingga apa yang menjadi kendala di situ yang akan kami lakukan nanti," ungkapnya.

Dalam kesempatan ini juga, pihak UNITOMO menandatangani MoU bersama dengan pihak BKKBN untuk sinergi dalam percepatan penurunan stunting di Jawa Timur.

Reporter: Jannatul Firdaus|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.