
KEDIRI (Lenteratoday)-Pj Wali Kota Kediri Zanariah memuji tingkat inklusi keuangan masyarakat Kota Kediri berdasar data data Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 sebesar 87,56 persen. Artinya sebagian besar masyarakat Kota Kediri mudah mengakses lembaga keuangan formal.
Pujian itu disampaikan Zanariah saat membuka acara Talkshow Edukasi Keuangan Inklusif Bagi Pemuda, Perempuan, dan UMK di GOR Surya Universitas Kadiri, Senin (13/11/2023). Talkshow ini menghadirkan narasumber Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan.
"Terima kasih atas penyelenggaraan acara edukasi keuangan inklusif di Kota Kediri untuk pemuda, perempuan, dan pelaku UMK. Seperti kita ketahui tiga kelompok ini memiliki andil besar dalam pertumbuhan ekonomi. Baik dari segi produksi dan konsumsi," ujarnya.
Namun di sisi lain, tingkat literasi keuangan masyarakat Kota Kediri hanya 20,21 persen. Artinya, inklusivitas yang tinggi belum berimbang dengan pemahaman masyarakat terkait layanan jasa keuangan formal dan investasi.
Kondisi tersebut sangat rawan bagi pertumbuhan ekonomi di tengah banyaknya isu produk keuangan ilegal yang merugikan masyarakat. Produk keuangan ilegal seperti pinjaman online, investasi dan trading bodong ini sering kali menghadirkan iming-iming akses mudah, bunga rendah, untung besar, dan cepat didapat.
Bidikan pun tertuju masyarakat yang rentan. "Misalnya perempuan sering kali menjadi menteri keuangan rumah tangga, anak muda memiliki obsesi uang jajan tambahan, dan para pelaku UMK butuh tambahan modal. Kondisi ini perlu diwaspadai bersama karena mengancam pertumbuhan ekonomi di kota ini. Dimana Kota Kediri saat ini masih struggle untuk menyamai situasi sebelum pandemi," jelasnya.
Zanariah mengatakan upaya preventif perlu terus dilakukan salah satunya melalui literasi, edukasi, pemahaman mengenai layanan keuangan yang aman dan sesuai kebutuhan. Serta kemampuan pada masyarakat di berbagai kesempatan.
Sejauh ini Pemkot Kediri bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) telah menyelenggarakan Kediri Financial Festival, sebagai wadah edukasi masyarakat dan business matching UMKM.
Selain itu, Pemkot Kediri juga memiliki produk kredit usaha melayani warga (KURNIA) dengan bunga hanya 2 persen per tahun. Hal itu bisa menjadi opsi bagi para pelaku usaha yang butuh mengembangkan bisnis.
"Saya berharap masyarakat Kota Kediri bisa semakin bijak dalam menerima informasi, mengakses pinjaman, dan berinvestasi. Semoga Kemenko Perekonomian dan Pemkot Kediri dapat terus bersinergi salah satunya melalui program edukasi keuangan inklusif di Kota Kediri," pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, Pj Wali Kota Kediri juga meninjau stand UMKM yang dipamerkan. Ada pula penyerahan bantuan bagi pelaku UMKM. Turut hadir, Ketua Dekopinda Kota Kediri Firdaus, Ketua Pusat Koperasi Wanita Kota Kediri Andayani Nurhidayat, Rektor Universitas Kadiri Djoko Rahardjo, dan tamu undangan lain.
Reporter: Gatot Sunarko/ Editor: widyawati