08 April 2025

Get In Touch

Catatan Perjalanan Turki: Wisata Indonesia Bisa Mencontoh Coppadocia

Penulis: Muh. Rudiansyah di Coppadocia
Penulis: Muh. Rudiansyah di Coppadocia

ROMBONGAN tur wisata PT Manaya Indonesia terlambat sekitar 15 jam dari jadwal yang ditetapkan. Problem penerbangan terjadi ketika transit di Jeddah. Setelah mendarat di bandara Istanbul, kami menuju Coppadocia.

Cappadocia berjarak sekitar 750 km dari Istanbul. Dari Istanbul, wisatawan bisa mencapai Cappadocia dalam tempo 7 jam dengan bus dan 1 jam saja dengan naik pesawat. Cara termurah tentu saja menaiki bus.

Coppadocia menjadi kota tujuan yang menarik di Turki karena landscape wilayah dan peninggalan sejarah peradaban yang masih terpelihara. Salah satu obyek menarik adalah tempat tinggal penduduk Coppadocia lama yang berada di bawah tanah.

Uniknya meskipun di bawah tanah, namun terletak di di dataran tinggi. Mereka memilih tinggal di daerah tersebut sebenarnya untuk bisa melihat dan mengamati wilayah sekitar ketika. Apakah ada rombongan kafilah atau musuh yang datang. Jika yang datang adalah musuh maka mereka akan masuk ke dalam tanah dan mengunci jalan masuk dengan batu besar.

Masjid Coppadocia (Dok:Pri)

Landscape Coppadocia terlihat sangat indah ketika dilihat dari ketinggian. Hal ditu ditangkap sebagai tempat wisata menarik, yakni naik balon udara panas.

Namun untuk melihat keindahan Coppadocia dengan obyek wisata yang sangat diminati wisatawan, harus mendaftar terlebih dahulu. Pengelola balon wisata akan mengatur penumpang yang naik, untuk grup maksimal 20 orang setiap balon.

Setiap hari wisatawan yang naik balon udara sekitar 3000-4000 orang dengan biaya USD 300 atau sekitar Rp 5juta per orang.

Rumah bawah tanah (Dok:Pri)

Untuk keselamatan penerbangan balloon udara ada lembaga yang memeriksa kelayakan ballon dan kondisi angin dan perkiraan cuaca, kalau angin terlalu kencang atau tidak ada angin, pengawas tidak akan mengijinkan balloon terbang, sehingga tidak setiap hari baloon boleh diterbangkan.

Dalam 1 tahun hanya 200-250 hari balon bisa terbang. Dan tidak semua wisatawan datang ke Coppadocia dapat naik balon udara karena biaya yang mahal dan tidak semua orang berani berada pada ketinggian.

Wisatawan yang tidak naik balon masih bisa menikmati eksotisme peninggalan peradaban rumah bawah tanah dan rumah gua di tebing-tebing batu serta aktifitas khas di tempat wisata yaitu belanja souvenir khas di toko maupun pedagang kaki lima sebagaimana selalu terdapat di tempat wisata.

Sebagai aktivis di organisasi bisnis, saya membayangkan berapa perputaran uang dari wisatawan yang datang ke Coppadocia untuk naik balon udara dan ikutannya.

Saya pikir di Indonesia juga banyak daerah yang memiliki landscape pemandangan yang menarik kalau dinikmati dari udara.

Sarjan sebagai lokal tour guide yang mengantarkan kami  bercerita, ini pertama kali dia harus bolak-balik ke bandara karena jadwal kedatangan yang berubah-ubah tidak jelas.

Sarjan bekerja sebagai profesional tour guide lebih dari 10 tahun. Awalnya dia melayani wisatawan dari berbagai negara dengan pengantar bahasa Inggris.

Tetapi setelah mengantarkan wisatawan dari Indonesia dia sangat terkesan dengan keramahan dan kesabaran turis-turis dari Indonesia. Akhirnya dia memutuskan akan lebih banyak mengantarkan wisatawan Indonesia.

Jagung bakar dan Jagung rebus 25 TL (Turki Lira), bisa diproyeksikan berapa perputaran ekonomi yang terjadi ketika sebuah destinasi wisata dibangun (Dok:Pri)

Karena di Turki tidak ada kursus bahasa Indonesia maka dia banyak berkunjung ke Indonesia untuk belajar bahasa dan lebih mengenal Indonesia. Setelah dianggap cukup menguasai bahasa Indonesia dia mengambil sertifikasi profesional tour guide khusus wisatawan Indonesia. Dalam 5 tahun terakhir Sarjan hanya mengantarkan wisatawan Indonesia.

Saya dipesan oleh Ferry Is Mirza -wartawan senior yang sudah ke Turki beberapa kali, agar tidak usah naik balon udara karena kalau tidak terbiasa berada ketinggian cukup mengerikan dan bisa terkencing di celana. Sayas menjawab :

“Siap keh FIM, niatnya yang utama untuk melihat peninggalan kekhalifahan Utsmaniyah, bukan mbalon ke Turki". BarakALLAH!

Penulis: Muh. Rudiansyah, Wiraswastawan|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.