20 April 2025

Get In Touch

Singgung Bandara Dhoho, Bupati Kediri Harap Santri Jadi Benteng Pergeseran Sosial

Sekdakab M Solikin selaku pembina menginspeksi barisan peserta upacara Hari Santri.
Sekdakab M Solikin selaku pembina menginspeksi barisan peserta upacara Hari Santri.

KEDIRI (Lenteratoday)- Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berharap para santri menjadi penambah kekuatan dan benteng pertahanan Kabupaten Kediri. Salah satunya dengan siap menjaga keamanan dan kenyamanan dengan hadirnya Bandara Internasional Dhoho nanti.

Dikutip dalam keterangan tertulis Senin (23/10/2023), Mas Dhito--begitu sapaan akrabnya-- mengatakan akan terjadi lonjakan perubahan eksponensial baik dari sektor perekonomian, pariwisata, industri dan pendidikan.“Tentu kemajuan ini tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga potensi pergeseran sosial yang sifatnya negatif,” ujar Sekdakab Kediri, M Solikhin membacakan sambutan tertulis Mas Dhito saat memimpin upacara Hari Santri di Stadion Canda Bhirawa, Minggu (22/10/2023).

Diketahui, Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren bersama ratusan siswa dan guru Madrasah di Kabupaten Kediri, mengikuti Apel Peringatan Hari Santri Nasional tersebut. Selain santri serta siswa dan guru Madrasah, Ormas Muhammadiyah, LDII, organisasi sayap NU seperti Muslimat, Fatayat, Ansor dan Banser serta Pagar Nusa juga tidak ketinggalan.

Jajaran Forkopimda, anggota DPRD Kabupaten Kediri, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri,  para tokoh agama dan masyarakat turut menghadiri apel akbar yang berlangsung dengan hikmat dan meriah ini.

Dalam sambutan tertulis Mas Dhito yang daiabacakan M Solikin mengapresiasi peran dan kontribusi santri dalam membangun bangsa dan negara. Santri adalah penerus perjuangan para ulama dan kiai yang telah berjasa dalam merebut Kemerdekaan Indonesia.

“Santri adalah generasi emas yang harus terus mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan akhlak mulia. Santri juga harus menjadi agen perubahan yang mampu menghadapi tantangan zaman dengan semangat juang dan optimisme,” ujar Sekda Kediri.

Dengan tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ dikandung maksud bahwa, jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran fisik, tetapi pada perjuangan intelektual yang penuh semangat. Santri sebagai penjaga terdepan dalam pertempuran melawan ketidakpahaman, kebodohan.

“Dan santri juga harus menjadi pejuang ilmu pengetahuan yang tidak kenal lelah mengejar ilmu pengetahuan, dan kebijaksanaan sebagai senjata utama mereka", imbuhnya.

Solikin, juga mengajak santri untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia berharap bahwa santri dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam menjalankan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

Untuk diketahui, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Keputusan Presiden No. 22/2015, menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Hal ini merujuk pada tercetusnya Revolusi Jihad yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.Revolusi jihad ini, kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 November 1945 di Surabaya yang diperingati sebagai hari Pahlawan.

Reporter: Gatot Sunarko,rls| Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.