20 April 2025

Get In Touch

Sekjen PBB Serukan Pencabutan Blokade untuk Jalur Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memeriksa bantuan untuk warga Palestina melalui perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Jumat (20/10/2023). REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memeriksa bantuan untuk warga Palestina melalui perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Jumat (20/10/2023). REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

SURABAYA (Lenteratoday) - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan pencabutan blokade ilegal Israel dari Jalur Gaza, Jumat (20/10/2023). Pembukaan tersebut untuk memungkinkan masuknya truk yang membawa bantuan kemanusiaan.

Guterres saat berada di sisi perbatasan Rafah yang tertutup di Mesir, mengatakan bahwa warga Gaza membutuhkan segalanya untuk bertahan hidup. "Apa yang kita perlukan adalah membuat mereka bergerak," katanya mengenai truk-truk yang berbaris di perbatasan.

Dia mengatakan bahwa Blokade Israel membuat warga Gaza terputus dari pasokan listrik, air, makanan, dan bantuan selama hampir dua minggu. Dia menyebutkan bahwa Truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza menjadi jalur penyelamat antara hidup dan mati.

Guterres juga mengatakan bahwa PBB secara aktif terlibat dengan Mesir, Israel, dan Amerika Serikat untuk memperjelas kondisi aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan untuk mengatasi pembatasan sehingga truk dapat bergerak.

"Kami tidak ingin menghukum warga Gaza dua kali, pertama dengan perang, dan kedua karena kurangnya bantuan kemanusiaan," katanya.

Konflik di Gaza, yang dibombardir dan diblokade Israel sejak 7 Oktober, dimulai ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa. Ini sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel.

Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Jumlah korban tewas di Gaza akibat pemboman Israel yang sedang berlangsung telah meningkat menjadi 4.137 orang, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat (20/10/2023). Sementara jumlah korban luka meningkat menjadi 13.300 dan lebih dari 1.000 lainnya hilang.

Segera setelah konflik dimulai, Israel memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, yang telah menderita akibat embargo selama bertahun-tahun. Di bawah “pengepungan” baru ini, pasokan listrik dan air diputus, dan pengiriman makanan serta bantuan ke wilayah tersebut, yang berpenduduk lebih dari 2 juta orang, ditolak, dan sebagian besar dari mereka adalah anak-anak. (*)

Sumber : Anadolu melalui tempo | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.