
Mojokerto - Kota Mojokerto merupakan kota yang memiliki luas wilayah paling kecil di seluruh Indonesia yaitu 20,21 km². Kendati demikian, kota ini menyimpan sejuta sejarah yang salah satunya Kota ini pernah menjadi tempat tinggal Presiden Republik Indonesia Pertama Ir. Soekarno pada masa kecil saat menempuh pendidikan di Bumi Mojopahit.
Hal ini disampaikan oleh Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari yang biasa akrab dipanggil Ning Ita pada saat siaran langsung secara virtual bersama Pimpinan Redaksi Historia Bonnie Triyana, Selasa (9/6/2020).
Mengambil tempat di gedung cagar budaya, Ning Ita mengupas tuntas jejak mantan presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno yang akrab disapa dengan nama Bung Karno juga sekaligus sang proklamator saat mengenyam pendidikan di Kota Mojokerto. Ia pernah tinggal lebih dari delapan tahun di Kota Mojokerto yang saat ini lebih dikenal sebagai kota onde-onde.
Bahkan, putra dari pasangan Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai ini berhasil menamatkan pendidikan setingkat sekolah dasar (SD). Inlandsche School merupakan cikal bakal berdirinya SDN Purwotengah yang terletak di Jalan Taman Siswa, yang hingga saat ini masih dipertahankan keaslianya. Inlandsche School juga disebut sebagai Tweede School atau Sekolah Ongko Loro yang merupakan sebuah julukan sekolah bagi anak pribumi.
Bung Karno juga sempat mengenyam pendidikan di Europesche Lagere School (ELS) pada tahun 1911 yang sekarang menjadi SMPN 2 Kota Mojokerto terletak di Jalan A. Yani. Sejarah inilah yang dikenang melalui Galery Bung Karno Kecil yang saat ini tengah dikembangkan oleh Pemerintah Kota Mojokerto. Sebagaimana diketahui bahwa kepemimpinan Ning Ita dan Cak Rizal, keduanya ingin mengembangkan Kota Mojokerto menjadi kota pariwisata yang berbasis budaya dan sejarah.
"Dalam rangka pengembangan Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata, kami menyadari bahwa luasan Kota Mojokerto ini sangat terbatas hanya sebesar 20,21 km persegi. Untuk itu dalam peñgembangannya, kami fokus pada pengembangan wisata berbasis budaya dan sejarah yakni, budaya dan sejarah kerajaan Mojopahit dan sejarah tentang masa hidup Bung Karno. Beliau pernah tinggal di Kota Mojokerto mulai tahun 1907 hingga 1917, karena mengikuti ayahand yang berprofesi sebagai guru saat dipindahtugaskan ke Sekolah Ongko Loro yang sekarang menjadi SD Purwotengah," jelas Ning Ita.

Selain dua sekolah tersebut, masih ada tempat bersejarah lainnya yang menjadi rumah tinggal bagi Bung Karno kecil. Namun, keberadaan rumah tinggal tersebut kini beralih fungsi menjadi pertokoan.
"Keluarga Bung Karno pernah tinggal di salah satu sudut jalan yang saat ini kita kenal dengan Jalan Gajah Mada, tepatnya di sekitar perempatan Jalan Gajah mada dengan Jalan Residen Pamudji (perempatan pasar). Tapi sayangnya, saat ini kediaman keluarga beliau telah beralih fungsi menjadi kawasan pertokoan," imbuh Ning Ita.
Ning Ita pun berpesan kepada seluruh generasi muda terutama generasi yang ada di Kota Mojokerto untuk meneladani kerja keras, ketangguhan dan kegigihan beliau untuk mengembangkan diri. Dengan generasi muda yang tangguh, gigih, memiliki semangat juang dan kecintaan kepada bangsa dan negaranya, maka negara Indonesia akan mampu menjadi negara yang maju, mandiri, berdaya saing dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
"Semangat, pola pikir dan tindakan Bung Karno inilah yang harus menjadi tauladan bagi generasi masa kini. Karena saat ini bentuk penjajahan negara lain tidak semata-mata penjajahan fisik yang melibatkan persenjataan dan militer saja. Tetapi juga penjajahan secara politik, ekonomi, teknologi dan budaya. Masa kecil Bung Karno saat di Kota Mojokerto, hidup penuh dalam keterbatasan. Hampir separuh penghasilan sang ayah digunakan untuk membayar sewa rumah. Bahkan keluarga beliau hidup dalam kemiskinan. Namun demikian Bung Karno mampu menjadi tokoh besar yang disegani oleh negara-negara lain di dunia," tegas Ning Ita. (Joe)