20 April 2025

Get In Touch

KAI Daop 7 Uji Coba Peningkatan Kecepatan Kereta Jalur Kertosono-Blitar, dari 90 Jadi 140 Km/Jam

Manager Humas PT KAI Daop 7 Supriyanto (Foto: Gatot Sunarko)
Manager Humas PT KAI Daop 7 Supriyanto (Foto: Gatot Sunarko)

KEDIRI (Lenteratoday)-PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional (Daop) 7 Madiun melakukan uji coba menaikkan kecepatan kereta api (KA) di jalur Kertosono hingga Blitar. Semula kecepatan saat melintas di jalur tersebut hanya 90-100 km/jam, ke depan akan menjadi 120 km/jam.

Menurut Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Supriyanto, uji coba kecepatan tersebut terus ditingkatkan menjadi 140 km/jam hingga kecepatan maksimal yang diinginkan 160 km/jam. Peningkatan hingga kecepatan maksimal tersebut sesuai dengan standar yang diinginkan PT KAI, sehingga bisa mempercepat waktu tempuh perjalanan.

Diungkapkan target PT KAI adalah dengan kecepatan konstan 160 km/jam waktu tempuh Jakarta-Surabaya yang semula 9-10 jam, menjadi lebih pendek menjadi 6-7 jam.“Ya, PT KAI berharap masyarakat lebih berhati-hati jika berdekatan atau saat melintas jalur KA. Untuk itu, PT KAI terus meningkatkan hubungan baik, antara perusahaan dengan masyarakat, Pemerintah Daerah maupun jajaran kewilayahan setempat lainnya, di wilayah operasional KAI Daop 7 Madiun,” ujar Supriyanto, ditemui usai penyerahan dana CSR di Kota Kediri, Rabu (4/10/2023) .

Upaya lain yang dilakukan peningkatan percepatan tersebut adalah sepanjang 2023, PT KAI Daop7 telah melakukan penutupan 6 perlintasan liar dan penyempitan 2 perlintasa, Penyempitan yang dimaksud adalah yang semula perlintas dapat dilewati roda empat dipasang patok hingga hanya roda dua yang dapat melintas.

Supriyanto mengaku prihatin dengan masih tinggi angka kecelakaan melibatkan KA di wilayah Daop 7. Sepanjang 2023 hingga awal Oktober ini tercatat terjadi 67 kecelakaan baik yang terjadi di perlintasan atau jalur KA.

“Soal berapa korban yang meninggal dunia, kami tidak punya data. Tentu data itu ada di pihak kepolisian, tapi dengan 67 kecelakaan itu masih relatif tinggi. Untuk itu minta partisipasi masyarakat bisa lebih waspada bila melewari perlintas, terutama yang tidak ada penjaga. Lebih terlambat paling 2-3 menit, daripada harus celaka,” imbau Supriyanto.

Soal mesin mati saat berada di atas jalur KA karena medan magnet, Supriyanto menegaskan hal itu hanya hoax. “Yang jelas saat kendaraan berada di atas jalur dan KA sudah dekat, pengemudi menjadi panik, bingung sehingga konsentrasi hilang. Hingga tak bisa menghidupkan mesin motor,” paparnya.

Reporter: Gatot Sunarko|Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.