
KEDIRI (Lenteratoday)-Di tengah kenaikan harga beras, Pemkab Kediri belum mendapatkan laporan atau info indikasi penimbunan untuk kepentingan politik di Pemilu 2024. Kenaikan yang terjadi murni karena pasar serta akibat fenomena El Nino.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri Drh Tutik Purwaningsih. “Dalam Tim Satgas Pangan, kan ada unsur kepolisian. Rekan-rekan dari kepolisian, juga dari Kodim, belum ada atau mendapatkan laporan kenaikan harga beras saat ini akibat praktik penimbunan,” ujar Tutik Purwaningsih menjawab pertanyaan awak media usai menjadi pembicara seminar di Kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri, Rabu (4/10/2023).
Menurutnya, dugaan praktik penimbunan itu kecil kemungkinan terjadi. Pasalnya, Satgas Pangan juga sudah memantau dan berkoordinasi dengan tempat penggilingan padi di seluruh Kabupaten Kediri. Jumlah penggilingan padi juga tidak banyak, sekitar 59 tempat.
“Semua tempat penggilingan itu sudah kita datangi dan diajak berkoordinasi semua. Tidak ada yang menyelepkan padi dalam jumlah besar untuk disimpan, dan secara ekonomi juga rugi dengan kondisi seperti ini melakukan penimbunan sangat tidak menguntungkan,” ungkapnya.
Situasi ekonomi dengan harga beras lagi mahal, tentu mendatangkan keuntungan besar bagi petani. Sedang penimbun tentu merugi jika melakukan saat ini karena harga beras lagi mahal,” ujar Tutik mencoba menganalisis.
Menurutnya, El Nino juga berdampak pada luasan areal tanaman padi di Kabupaten Kediri. Dimana di musim normal luasan lahan padi mencapai 120.000 hektare, saat ini tinggal hanya 20.000 hektare.
Namun demikian, masyarakat Kabupaten Kediri tidak perlu khawatir karena kebutuhan beras juga disanggah stok dari Bulog. Sehingga stok beras tetap aman hingga Idul Fitri 2024, masyarakat tidak perlu khawatir Pemkab Kediri juga masih tetap melakukan operasi pasar beras murah.
“Soal berapa jumlah produksi pasar dengan berkurang luasan lahan padi, yang tahu datanya Dispertabun. Dan, soal berkurang luasan lahan itu kan panen padi tidak bersama-sama, ada petani yang menyesuaikan tanaman dengan cuaca panas yang terjadi saat ini. Jika menanam padi tidak memungkinkan,” kilah Tutik. (pkp/*)
Reporter: Gatot Sunarko/Editor: widyawati