
KEDIRI (Lenteratoday) - Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri menjalin kerjasama dengan PT Cipta Ternak Sehat Indonesia. Penandatangan kerjasama dilakukan bersamaan dengan diadakan Seminar Bisnis dengan tema “Bisnis di Sektor Peternakan Ruminansia di Usia MUda: Peluang dan Tantangan” di hall Kampus 2 UNP, Rabu (4/10/2023).
Dalam seminar tersebut sebagai keynote speaker menghadirkan, Drh Tutik Purwaningsih, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri.
Rektor UNP, DR Zainal Affandi, menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini kerjasama dengan PT Cipta Prima, perusahaan farmasi obat untuk ternak dan PT Cipta Ternak Indonesia.
Dia menjelaskan, perguruan tinggi itu oleh Kementerian Pendikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dibebani untuk bisa mencapai indikator kinerja utama sebanyak 8 indikator. Indikator pertama, berapa persen lulusan yang mendapat pekerjaan yang layak. Kedua berapa persen lulusan yang mendapat pekerjaan dengan gaji satu setengah UMK. Ketiga berapa persen lulusan yang membuka usaha.
“Dari 3 indikator itu saya melihat program peternakan ini punya sumbangsih yang cukup besar untuk ketercapaian indikator kinerja satu lulusan peternakan. Sangat mungkin untuk itu diindikator kedua lulusan peternakan sangat mungkin bekerja di bidang industri peternakan,” ujar Zainal Affandi.
Industri peternakan, para lulusan bisa mendapatkan gaji yang satu setengah UMK. Ketiga dengan kegiatan ini diharapkan para lulusan peternakan sangat berpeluang berpeluang dapat membuka usaha sendiri.
“Bisa jadi mahasiswa yang kuliah di program studi peternakan sekarang ini orang tua sudah memiliki usaha di bidang peternakan sendiri, Oleh karena itu sekali lagi saya menyambut baik dan mengapresiasi dan itu memang menjadi tanggung jawab kita baik universitas maupun program studi satu untuk mencari mitra kerjasama,” kata Zainal Affandi.
Sementara, Drh Tutik Purwaningsih mengatakan kegiatan ini untuk menciptakan enterpreneur dengan mengandeng UNP. Hal ini sebagai bentuk sinergi kolaborasi antara pemerintah perguruan tinggi dengan teman-teman swasta.
“Jadi kami menyadari pemerintah itu tidak bisa hadir sendiri dalam mencetak enterpreneur di bidang peternakan. Kami ingin output yang diharapkan masyarakat, khususnya bidang peternakan bagimana untuk proses bisnisnya,” ujar Tutik,
Jadi kami yang menjadi bagian dari pemerintah ingin selalu memotivasi teman-teman milenial untuk berbisnis di peternakan. Pada seminar ini ingin memberikan sedikit gambaran, sebetulnya masih banyak hal yang bisa teman-teman mahasiswa kolaborasikan dengan pemerintah. kita welcome dengan UNP,” imbuh Tutik.
Tutik mengungkapkan ada 26 kecamatan di Kabupaten Kediri dimana semua elemen di daerah itu potensi untuk beternak. Hal ini sangat luar biasa dan ini membuka kesempatan dengan senang hati bisa kolaborasi dengan pihak-pihak lain.
“Jadi tugas kami, antara lain memotivasi teman-teman mahasiswa, mengapresiasi dan melihat potensi teman-teman milenial Kediri itu seperti apa karena harapan kami 5- 10 tahun jangan sampai peternakan itu hilang. Harus ada ada penerus, dengan berbagai cara, seperti lomba kelinci atau upaya-upaya lain untuk menarik kaum millenial untuk beternak,” ujarnya.
Terpisah, Ferdinandus Rondong, Head of Portfolio Prisma, sebuah perusahaan peternakan asal Australia pendukung acara seminar tersebut, mengatakan dari acara ini banyak melahirkan agri independensive muda dari kampus yang nanti kembali ke desa, ke kampung-kampung asal.
“Tentu untuk memperkenalkan cara beternak, budidaya ternak sapi potong. Dengan cara budidaya sapi potong lebih baik, itu seperti apa. teknologi pakan yang harus bagus. Ini kan mengingat selama ini masih banyak produksi sapi belum optimal,” paparnya.
Hal ini dikarenakan, pertama pakan ternak menggunakan pakan yang belum berkualitas secara nutrisi. Untuk itu diajarkan teknologi menggunakan pakan dengan nutrisi yang baik dan berkualitas. Sementara pasar pakan konsentrat di Indonesia sangat bagus.
“Ini yang perlu diajarkan ke mahasiswa, salah satunya ya Universitas Nusantara PGRI. Selain itu juga kita ajarkan lebih fokus ke kesehatan hewan, Diharapkan mahasiswa nanti ke desa-desa itu bisa memberikan pengetahuan kepada peternak soal aspek-aspek yang berkaitan dengan kesehatan hewan misalnya soal bio security,” ujar Ferdinandus Rondong.
Ditambahkan, dengan bimbingan yang diberikan Prisma diajarkan bagaimana cara supaya kandang bersih, cara supaya sapinya tidak terkena penyakit apalagi sekarang banyak penyakit ternak walaupun sudah sangat menurun. “Tapi itu tetap bisa mengancam hewan ternak,” imbuhnya.
Sedangkan, Nono suhartono Direktur PT Cipta Ternak Sehat Indonesia mengunkapkan dari seminar tersebut akan dilanjutkan kegiatan workshop selama 3 hari. Dari 100 peserta terpilih di fakultas peternakan akan diseleksi menjadi 30 peserta.
“Dari 30 peserta terseleksi tersebut akan kita latih lagi kita latih dan dampingi. Bagaimana cara beternak yang benar sehinga mereka bisa benar-benar jadi pengusahadi dunia peternakan. Baik itu nanti jadi peternakkambing domba atau yang lain. Atau mereka diajari berjaualan obat-obatan,” ujarnya.
Diharapkan dari keuntungan berjualan obat tersebut bisa menjadi modal untuk beternak. Jadi mereka diajarkan untuk beternak sekaligus berusaha untuk mendapatkan modal,” katanya. (*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi