
KEDIRI (Lenteratoday) - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menyadari betul Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Kediri adalah bagian dalam pembangunan. Pemikiran-pemikirannya dibutuhkan dalam menjalankan pemerintahan, sehingga bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini perlu berpesan kepada kepengurusan baru.
menyampaikan tiga pesan kepada organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kediri saat acara pelantikan pengurus baru periode 2023-2024 di Pendopo Panjalu Jayati, Minggu (1/10/2023) malam.
"Saat pelantikan kepengurusan HMI Cabang Kediri 2023-2024, Minggu (1/10/2023) malam, saya persilakan kepada adik-adik HMI jika ingin bertukar pikiran, menyampaikan persoalan di lapangan yang kiranya ada hal tidak tepat ataupun mengkritisi kebijakan dan memberikan masukan kebijakan, Pemkab Kediri terbuka," kata Mas Dhito, Senin (3/10/2023).
Mas Dhito mengatakna, Pemkab Kediri selalu terbuka terhadap setiap kritik dan masukan yang membangun. Sejak awal kepemimpinannya, Pendopo Panjalu Jayati dibuka sebagai ruang bertemu dan berdiskusi dengan masyarakat.
Banyak persoalan di masyarakat berhasil dicarikan solusi bahkan diselesaikan di Pendopo Panjalu Jayati melalui forum Jumat Ngopi yang digagas Mas Dhito. Begitupula kepada organisasi HMI. Diharapkan HMI dapat menyampaikan aspirasi terhadap kebijakan pemerintah daerah pada ruang yang telah disediakan.
Dalam kesempatan pelantikan, Mas Dhito mengungkapkan Kabupaten Kediri pada akhir tahun 2023 ini bakal memiliki bandara baru. Keberadaan bandara selain memberikan dampak positif bagi kemajuan wilayah termasuk perkembangan perekonomian tak dipungkiri akan ada pengaruh asing masuk ke Kabupaten Kediri.
Mas Dhito memberikan salah satu contoh pengaruh paham radikalisme. Pihaknya berharap dan mengajak HMI bisa ikut membantu pemerintah daerah dalam menetralisir dari kemungkinan masuknya paham radikalisme di Kabupaten Kediri.
Bahkan, Mas Dhito berpesan kepada HMI ketika mengetahui muncul indikasi paham radikalisme di tengah masyarakat untuk menyampaikan langsung kepada bupati atau melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). "Ini harus kita jaga bersama," ajaknya.
Selain antisipasi terhadap masuknya paham radikalisme, Mas Dhito menuturkan sebagaimana dampak kemarau panjang akibat pengaruh El Nino, Pemkab Kediri saat ini konsen menjaga kedaulatan pangan. Terlebih, Kabupaten Kediri menjadi salah satu lumbung pangan di Jatim.
Realita di lapangan, diakui saat ini kebutuhan pokok merangkak naik. Pemerintah daerah, lanjut Mas Dhito, dalam menjaga kedaulatan pangan tersebut terus berupaya memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
"Kami tidak bisa menekan harga, kami menjaga stabilitas angka (harga) yang sudah kami tentukan, itu yang bisa kami lakukan, kalau menurunkan sudah jelas tidak mungkin," urainya.
Persoalan kebutuhan pokok itu tak dipungkiri bisa menjadi isu yang dimainkan, terlebih di tahun politik. Untuk itu, pihaknya berpesan kepada HMI Kediri tidak terbawa isu yang dimungkinkan bisa muncul di tingkat pusat melainkan bisa fokus terhadap persoalan di daerah.
"Kita yang ada di pemerintahan tingkat dua, di kota/kabupaten itu tidak perlu terbawa dengan hingar bingar yang ada di tingkat pusat, kita fokus saja problem Kediri saat ini, apa yang bisa kita selesaikan dan apa yang bisa kita kerjakan ke depan," tandasnya.(pkp/*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi