19 April 2025

Get In Touch

5 Mahasiswa Brawijaya Membuat "Dering", Teknologi Mencegah Disabilitas Para Penderita Epilepsi

Tim Smart Headband dari Univesritas Brawijaya (UB) ciptakan perangkat untuk cegah disabilitas pada penderita epilepsi (Humas UB)
Tim Smart Headband dari Univesritas Brawijaya (UB) ciptakan perangkat untuk cegah disabilitas pada penderita epilepsi (Humas UB)

MALANG (Lenteratoday) -Lima mahasiswa lintas jurusan dari Teknik Elektro dan Kedokteran, Universitas Brawijaya (UB) membuat alat canggih disebut dengan "Dering". Terobosan baru pendeteksi gelombang otak berbasis Artificial Intelligence (AI) yang berguna untuk mencegah disabilitas pada para penderita epilepsi.

Diketahui bahwa epilepsi, merupakan penyakit gangguan aktivitas listrik otak. Di mana kondisi tersebut dapat mengenai siapa saja, tanpa memandang usia. Nyatanya, meskipun kejang epilepsi berpotensi berakibat fatal, namun penyakit ini masih sering terabaikan di Indonesia. Pasalnya hingga saat ini, belum ada alat yang dapat secara langsung memantau kondisi pasien selama serangan kejang.

"Jadi, hal tersebutlah yang melatarbelakangi terciptanya alat Detection and Monitoring Epileptic Seizures (Dering). Yang kemudian dirangkai dalam bentuk smart headband sehingga mudah digunakan dan berguna mencegah kecacatan pada pasien epilepsi," ungkap Ketua Tim, Ilham Fathurrahman Hamzah, saat dikonfirmasi pada Rabu (27/9/2023).

Ilham menjelaskan, teknologi ini menggabungkan kecerdasan buatan dengan analisis berbagai parameter. Di antaranya seperti gelombang otak, detak jantung, dan posisi tubuh, untuk mendeteksi kejang epilepsi. Menurutnya, Dering juga memungkinkan pemantauan parameter tersebut melalui smartphone, sehingga memberikan keluarga penderita epilepsi, untuk dapat memonitor aktivitas dan lokasi penderita.

"Keunggulan Dering ini desainnya nyaman. Kemudian ada kemampuan AI untuk mendeteksi aktivitas gelombang otak yang abnormal, layanan darurat, dan konsultasi dengan dokter. Jadi ini sangat berpotensi untuk meminimalisir risiko disabilitas dan bahkan kematian akibat epilepsi," ungkap Ilham.

Ilustrasi pemakaian Smart Headband "Dering" alat yang dapat mencegah disabilitas bagi penderita epilepsi (Humas UB)

Lebih lanjut, Ilham menyebut bahwa perangkat yang dioperasikan menggunakan sensor Elektroensefalografi (EEG) dan sensor Accelerometer Gyroscope ini, memiliki harga yang cukup terjangkau. Selain itu, Dering menurutnya juga telah didesain dengan memiliki fitur panggilan darurat yang akan menghubungi layanan darurat secara otomatis jika diperlukan.

Di sisi lain, berkat adanya terobosan ini, Ilham mengaku bahwa timnya telah berhasil mendapatkan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karya Cipta. Pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan Dering dan berharap dapat mengikuti seleksi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) mendatang.

Sebagai informasi, Tim Smart Headband Universitas Brawijaya ini, dibimbing oleh Dosen Teknik Elektro, Ir. Nurussa’adah, M.T., dan Dosen Kedokteran, dr. Shahdevi Nandar Kurniawan, Sp. S (K). Selain Ilham sebagai ketua tim, anggota lain yang berasal dari Fakultas Teknik yakni Lukman Hidayat dan Steffany Dilent, serta anggota tim dari Fakultas Kedokteran UB yakni Nidya Sekarsari Setyabudi dan Nasim Amar.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.