08 April 2025

Get In Touch

Musim Kemarau, Dinkes Kota Malang Ajak Warga Tetap Waspada ISPA

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lenteratoday)
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Kondisi cuaca terik yang masih melanda di Kota Malang telah menimbulkan ancaman terhadap potensi peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, meminta warga untuk tetap waspada dengan mengambil langkah-langkah perlindungan diri yang diperlukan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko terpapar ISPA selama musim kemarau yang panjang ini.

"Jadi kalau bisa jangan terlalu lama beraktivitas di luar ruangan. Kalau terpaksa harus berkegiatan di luar ruangan yang itu butuh waktu lama, maka harus pakai alat pelindung diri berupa masker," ujar Husnul, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (26/9/2023).

Diketahui, berdasarkan data Dinkes Kota Malang, menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2022, kasus ISPA mencapai 56.000. Sedangkan, di tahun ini, terhitung mulai Januari - Juli 2023, terdapat sekitar 43.000 warga yang terdiagnosa mengalami ISPA.

Meskipun tren menunjukkan adanya penurunan, Husnul mengakui bahwa fasilitas kesehatan (faskes) seperti Puskesmas, saat ini seringkali menerima keluhan pasien dengan gejala ISPA.

"Iya, karena ini kan keluhan umum ya, sehingga disamping mungkin ternyata ada keluhan utamanya, misalnya cek rutin kontrol darah, diabetes miletus, ternyata ada keluhan sampingnya berupa gangguan pernafasan itu," ungkap Husnul.

Husnul menjelaskan, kondisi cuaca yang panas dan terik saat ini, sangat berpengaruh terhadap debu-debu yang mudah berterbangan. Hal tersebut menurutnya, dapat memicu terinfeksinya saluran pernafasan atas, baik akibat debu yang berada di dalam ruangan ataupun luar ruangan.

"Iya kalau ini kan perubahan atau cuaca ekstrem yang kebetulan masih kering. Kemudian dengan kondisi cuaca kering, debu-debu banyak yang berterbangan. Itu mau debu di luar, debu di dalam rumah juga berpengaruh," tambahnya.

Dalam konteks ini, Husnul menyebut bahwa rekomendasi penggunaan masker sangat penting guna mengantisipasi partikel-partikel debu agar tidak masuk ke saluran pernafasan.
"Sehingga kalau partikel-partikel (debu) itu berlanjut, terus kondisi badan turun muncul gejala tambahannya, keluhan tambahan, ada flu nya, ada bersinnya, kadang suhu badannya juga naik," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Widjaya mengatakan, untuk kualitas udara di Kota Malang sejauh ini menunjukkan kondisi yang bagus. Pihaknya menyebut bahwa status kualitas udara ini diketahui melalui Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dari Kementerian KLHK.

"Kemudian juga ada beberapa parameter dan barometer untuk mengetahui kadar potensi udara di Kota Malang, sampai sejauh ini masih baik," ungkap Rahman.

Kendati demikian, Rahman menyampaikan bahwa kualitas udara yang ada saat ini, tidak dapat dikomparasikan dengan cuaca panas yang tengah melanda Kota Malang selama musim kemarau ini. "Konsepnya berbeda, bukan kualitas udara, tapi menyikapi untuk antisipasi menghadapi badai El Nino, kekeringan berkepanjangan, mengundang beberapa virus seperti batuk, pilek," tutupnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.