
GRESIK (Lenteratoday) - Pembongkaran makam yang diyakini seorang aulia Syakh Mohammad Nur Alamsyah di Kawasan Telogo Dowo sekitar Perumahan Alam Bukit Raya (ABR) Desa Suci, Kec. Manyar, Kab. Gresik tidak menghalangi para peziarah dari berbagai daerah untuk datang.
Mereka pun datang dan mengelar istigasah di atas puing-puing bekas makam yang sudah dibongkar. Dengan gelaran alas tikar, mereka memanjatkan doa bersama. Untuk penerangan, jemaah manarik kabel dari rumah warga ABR yang berdekatan dengan makam.
"Seperti biasanya, istigasah dipimpin Kiai Mahfud," ucap Suryadi salah satu jamaah, beberapa waktu lalu.
"Kiai Mahfud ini meski tak bisa melihat dari kecil tapi beliaunya bisa merasakan keberadaan Makam Mbah Syakh Mohammad Nur Alamsyah," ujar Suryadi.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat setempat, Gus Farid, Selasa (26/9/2023) menyesalkan pembongkaran makam tersebut. Ia menyampaikan bahwa ada sejumlah orang yang tidak senang dengan keberadaan makam tersebut, meskipun peziarah yang datang tidak mengganggu ketertiban. Merekalah yang membongkar makam tersebut.
"Salah satu bukti kalau itu makam aulia adanya masjid di tengah tanah lapang tanpa penghuni," tandasnya.
Sorotan juga disampaikan Sejarawan asli Gresik, Muchammad Toha. Ia menyesalkan pembongkaran makam tersebut yang menurutnya dilakukan tergesa-gesa.
Toha lantas mencontohkan kasus rencana pembongkaran makam di depan Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Gresik. Selama ini warga Kel. Ngipik, Kec. Gresik, mengenal makam tersebut sebagai Makam Raden Supeno, yang merupakan salah satu sesepuh tokoh masyarakat dan panutan warga.
"Saat akan dibongkar waktu itu, warga Ngipik marah. Ramai. Akhirnya makam tidak jadi dibongkar," ungkap Toha.
Ia pun memastikan akan menelusuri kebenaran makam yang diyakini sebagai makam Syakh Mohammad Nur Alamsyah.
Reporter: Asepta/Editor: widyawati