20 April 2025

Get In Touch

Manfaatkan Kecanggihan Teknologi, Pemkot Malang Terapkan Konsep Smart Farming

Ketua TP-PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji, bersama Gapoktan Kelurahan Arjowinangun, usai melaunching penerapan Teknologi IoT untuk pertanian perkotaan, Rabu (13/9/2023). (Dok. Istimewa)
Ketua TP-PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji, bersama Gapoktan Kelurahan Arjowinangun, usai melaunching penerapan Teknologi IoT untuk pertanian perkotaan, Rabu (13/9/2023). (Dok. Istimewa)

MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang secara resmi meluncurkan konsep "Smart Farming" dengan menerapkan teknologi Internet of Things (IoT), Rabu (13/9/2023). Inovasi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi ini, diambil untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi sektor pertanian perkotaan, terlebih dalam lingkup Urban Farming.

"Launching IoT ini kami adakan di gabungan kelompok tani (gapoktan) Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang. Tujuannya adalah untuk menjaga kesuburan urban farming. Ini untuk urban farming yang mana sudah terintegrasi dengan perikanan," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, Rabu (13/9/2023).

Slamet menjelaskan bahwa teknologi IoT yang diadopsi memiliki dua komponen utama. Di antaranya yakni, smart irigasi dan smart lighting, yang dapat dioperasikan melalui aplikasi pada sistem Android berbasis internet. "Jadi di manapun kita bisa kontrol, mau menyiram kapan, menguras kapan, dan lain-lain. Itu nanti melalui WA, tinggal menginstruksikan misalnya untuk penyiraman dijadwalkan kapan, nanti sistem akan otomatis mengaturnya," ungkapnya.

Slamet menambahkan, dengan penggunaan teknologi ini, diharapkannya akan mampu menciptakan efisiensi yang signifikan dalam penggunaan sumber daya seperti air dan energi listrik. Serta mampu untuk berkontribusi pada pertanian Kota Malang yang lebih berkelanjutan.

Lebih lanjut, pada tahap awal peluncuran ini. Slamet menyebutkan bahwa teknologi tersebut akan diimplementasikan di tujuh lokasi urban farming yang didanai oleh APBD Perubahan 2023. Sedangkan di tahun 2024 mendatang, pihaknya menyampaikan bahwa masyarakat akan diberi kesempatan untuk mengajukan aplikasi ini, melalui kelompok tani masing-masing wilayah.

"Jadi ini nanti akan diterapkan di seluruh kelompok tani yang terimtegrasi dengan perikanan dan peternakan. Kalau untuk lahan persawahan, itu kami akan mengadakan yang namanya drone spraying. Jadi penyemprotan ke lahan pertanian di sawah-sawah dengan menggunakan drone," tutup Slamet.

Sementara itu, Ketua Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Malang, Widayati Sutiaji, mengungkapkan bahwa dalam konteks urban farming, yang sebelumnya hanya tersebar di beberapa lokasi di 57 kelurahan. Saat ini dikatakannya telah menyebar hingga mencakup seluruh RW di Kota Malang.

"Sehingga kami mengharap, dengan adanya smart farming ini, operasional para petani bisa dilakukan dari jarak jauh, di mana pun berada. Dan hasilnya luar biasa, produktivitas pertanian meningkat hingga dua kali lipat bahkan hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan pertanian konvensional," tegas Widayati.

Dengan penuh optimisme, pihaknya berharap bahwa teknologi IoT ini akan menjadi standar dalam seluruh praktik urban farming di Kota Malang. "Bahkan saya berpikir dengan Bapak, itu begini, sekarang kalau kita punya kolam ikan, kita mau pergi jauh dan lama pun tidak akan menjadi problem untuk masyarakat. Karena kita bisa melakukan hal-hal seperti menguras dan sebagainya dari jarak jauh." pungkasnya.(*)

Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.