20 April 2025

Get In Touch

Musim Karnaval, Omzet Perajin Kostum Bantengan di Kota Malang Melesat

(ilustrasi) Kesenian Bantengan (Dok. Kementerian Dikbudristekdikti)
(ilustrasi) Kesenian Bantengan (Dok. Kementerian Dikbudristekdikti)

MALANG (Lenteratoday) - Semarak musim karnaval di dalam perayaan HUT ke 78 Kemerdekaan RI, turut memberikan dampak positif bagi para pengusaha kostum karnaval.

Salah satunya yakni Taufik Hidayat, perajin kostum karnaval asal Jalan Muharto, Gang 5B No 19 RT 2 RW 6, Kedungkandang, Kota Malang. Yang mengaku bahwa musim karnaval telah membawa lonjakan omzet bagi usahanya.

Taufik menjelaskan, adanya tradisi jaranan dan bantengan sebagai bagian integral dari budaya lokal, telah meningkatkan permintaan akan kostum-kostum yang sesuai dengan tema tersebut. "Alhamdulillan. Karena sekarang kan kebudayaan di Kota Malang dan Malang Raya ini ada jaranan, bantengan, yang sering masuk dalam kirab budaya. Jadi alhamdulillah omzetnya meningkat," ujar Taufik, Senin (21/8/2023).

Pada masa awal pandemi Covid-19, Taufik mengaku, usahanya sempat mengalami penurunan omzet. Namun, saat ini, terutama pada bulan Agustus, dengan adanya berbagai acara kirab bantengan dan jaranan, produksi kostumnya meningkat signifikan.

"Kalau sebulan, omzet dari musim karnaval ini, saya jujur gak pernah hitung. Tapi kalau harian saja, itu minimal Rp 300-500 ribu, kadang lebih. Dulu pas Covid-19, itu saya jualan sendiri seharinya sekitar Rp 200-300 ribu," ungkapnya.

Lebih lanjut, Taufik juga mengapresiasi bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Menurutnya, dukungan bantuan peralatan dalam bentuk mesin jahit ini, telah membantu proses produksinya. "Saya memanfaatkan bantuan dari Pemkot Malang itu baru kali ini. Alhamdulillah dapat mesin jahit. Kan sekarang banyak permintaan dari masyarakat untuk membuat baju barongan, bantengan, jaranan," jelas Taufik.

Sementara itu, tidak hanya fokus pada kostum karnaval. Taufik juga memperluas kreativitasnya dengan menciptakan berbagai produk, seperti gantungan kunci kuda lumping, miniatur bantengan, dan mainan bertemakan kesenian tradisional lainnya. "Banyak (variasi produk), ada yang pesan pecutan juga. Kalau untuk miniatur, mainan, itu saya memanfaatkan limbah kayu di masyarakat," tambahnya.

Diakhir, pria paruh baya ini, juga menceritakan perjalanan usahanya, yang telah mengalami pasang surut sejak didirikan pada tahun 2017. Meskipun pernah terhenti oleh pandemi, ia berhasil bangkit dan melihat pertumbuhan positif dalam usahanya.

"Setahun ini mulai bangkit lagi. Pemasarannya sementara ini melayani di Malang Raya. Kisaran harga dari Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu, itu untuk yang mainannya kayak gantungan kunci atau miniatur gitu. Kalau untuk kostumnya, rata-rata kalau saya jual kostum bantengan, itu yang kecil ya sekitar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribuan," tandasnya.(*)

Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.