21 April 2025

Get In Touch

Romy Soekarno, Cucu Bung Karno Ngopi Kebangsaan di Istana Gebang

Cucu Bung Karno, Romy Soekarno (tengah berpeci hitam) saat Ngopi Kebangsaan di Istana Gebang, Kota Blitar, Minggu (20/8/2023)
Cucu Bung Karno, Romy Soekarno (tengah berpeci hitam) saat Ngopi Kebangsaan di Istana Gebang, Kota Blitar, Minggu (20/8/2023)

BLITAR (Lenteratoday) -Cucu Bung Karno putra sulung dari Rachmawati Soekarnoputri, Romy Soekarno menggelar Ngopi Kebangsaan di Istana Gebang, Kota Blitar yang dihadiri tokoh masyarakat, budayawan, sejarahwan, pedagang dan pengunjung rumah bersejarah yang pernah ditempati saat remaja oleh Sang Proklamator tersebut.

Kegiatan itu digelar oleh Romy Soekarno saat berkunjung ke Blitar secara spontan setelah awalnya berdialog santai di warung barat Istana Gebang, Jl. Sultan Agung, Kota Blitar, Minggu (20/8/2023) sore kemarin.

Semula hanya membahas hal-hal ringan mengenai sang kakek, Soekarno yang pernah tinggal saat remaja bersama keluarga Wardoyo di Istana Gebang. Kemudian mulai masuk ke hal-hal yang lebih serius, seperti Tri Sakti Bung Karno dan Ajaran Bung Karno (ABK).

"Kalau ingin belajar dan lebih tahu mengenai ABK, kebetulan ini ada perpustakaan hidupnya ABK beliau ini guru sekaligus ahlinya," tutur Romy sambil mengatur posisi duduk ke tengah kumpulan orang yang mengelilinginya.

Atas usul salah satu tokoh masyarakat yang hadir, Gus David Khumaini sekalian saja digelar Ngopi Kebangsaan dan diamini oleh Romy Soekarno. Maka mengalirlah dialog dan diskusi kecil mengenai Soekarno, soal perjuangannya, kepemimpinannya hingga ajaran Putra Sang Fajar julukan Soekarno.

Romy yang kini maju menjadi Caleg DPR RI dari PDIP Dapil Jatim VI (Blitar-Tulungagung-Kediri) ini, menyebutkan sekitar tahun 1981 almarhumah ibunya, Rachmawati Soekarnoputri menggagas ide untuk terus menghidup ABK menjadi mata pelajaran di dunia pendidikan.

"Karena Pancasila adalah Leitstar (bintang penuntun) yang harus terus dibumikan untuk semuanya, termasuk melalui pelajaran mata kuliah," ungkap pria yang kini menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) ini.

Melalui YPS inilah dirintis berdirinya Institut Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Bung Karno pada 1983, kemudian berubah menjadi Universitas Bung Karno pada 1999 dan diresmikan oleh Presiden RI BJ Habibie di Istana Negara.

"Hanya UBK satu-satunya perguruan tinggi swasta yang diresmikan oleh presiden RI saat itu di Istana Negara," papar Eko, salah satu dosen UBK yang ikut mendampingi Romy dalam Ngopi Kebangsaan ini.

Sebelumnya pada era Orde Baru, UBK sempat dilarang berdiri karena dikhawatirkan akan lahir Soekarno kecil.

"Kalau memakai nama selain Bung Karno dibolehkan, ini jelas dan saya terlibat ikut membantu Bu Rachmawati yang ingin ajaran Bung Karno menjadi pelajaran mata kuliah wajib," bebernya.

Sampai sekarang di UBK ada mata kuliah ajaran Bung Karno 4 semester, baik tingkat S1 sampai S2. Bukan hanya melalui partai, partai itu up and down dan bisa skala kecil atau besar.

"Tapi kalau melalu mata kuliah atau pelajaran akan langgeng, serta dikaji secara ilmiah bukan emosionil tapi obyektif rasional. Bukan doktrinasi, tapi melalui dialog dengan mahasiswa kalau salah dibantah. Masih relevan tidak ajaran Bung Karno dengan kondisi saat ini dan untuk generasi muda milenial," tandas Eko.

Beberapa ajaran Bung Karno sebagai Bapak Bangsa menurut Eko masih sangat relevan dengan kondisi saat ini, termasuk untuk generasi muda. Seperti anti imperialisme, anti kapitalisme dan anti penghisapan manusia pada manusia.

"Sekarang sudah era digital, tentu kemasannya dibuat berbeda. Disesuaikan dengan kemajuan jaman, melalui media digital untuk terus menghidupkan ajaran Bung Karno," paparnya.

Romy mrasa prihatin, sesuai hasil temuannya saat berdialog dan menyapa generasi muda serta pedagang di sekitar Makam Bung Karno di Kota Blitar, Sabtu(19/8/2023) lalu. Ketika ditanya mengenai ajaran Bung Karno, seperti Trisaksi Bung Karno tidak ada yang tahu.

"Makanya perlu adanya upaya untuk mengingatkan kembali ajaran Bung Karno melalui sosialisasi berupa seminar, sarasehan melalui media sosial ada 1000 caralah," tandasnya.

Kalau sekarang memang masih terbatas pada buku mata kuliah di Universitas Bung Karno, kedepan akan diupayakan bisa tersebar menjadi materi wajib di perguruan tinggi dan sekolah. "Bertahap lah, mungkin bisa melalui Universitas Putra Sang Fajar di Kota Blitar. Kalau saya terpilih dan menjadi DPR RI akan kita perjuangkan," imbuhnya (*)

Reporter: arief sukaputra|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.