
MALANG (Lenteratoday) - Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini, resmi meluncurkan Klinik Usaha Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENa) di Kabupaten Malang, pada Sabtu (12/8/2023). Langkah ini merupakan upaya nyata untuk mendorong perekonomian UMKM. Acara peresmian ini juga ditandai dengan peluncuran perdana program Tata Rupa Nusantara yang bertujuan merancang ulang branding dan packaging produk.
Risma mengatakan, Klinik Usaha PENa ini diharapkan menjadi pusat konsultasi bagi penerima manfaat program PENa, guna mendukung pengembangan usaha mereka.
"Yang paling penting adalah pengelolaan keuangan. Jangan sampai misalkan berapa jumlah omzetnya saja mereka gak tahu. Kemudian tercampur antara keuangan rumah tangga dan usaha, padahal ini kan tidak boleh," ujar Risma, ditemui usai memberikan arahan pada acara peremian tersebut, Sabtu (12/8/2023).
Saat ini, Risma menyebut 90 persen dari 5000 penerima manfaat program PENa dari berbagai penjuru Indonesia, telah mampu keluar dari lingkaran kemiskinan ekstrem. Menurut Risma, langkah berikutnya yang digencarkan dengan adanya Klinik Usaha PENa ini, adalah memberikan pendidikan tentang peningkatan nilai produk, baik dari aspek kualitas, perizinan, kemasan, hingga pengelolaan keuangan yang terpisah dari keuangan rumah tangga dengan keuangan usaha.
"Ya kadang mereka ini sebagian besar berasal dari ibu rumah tangga biasa, yang selama ini mereka belum pernah membayangkan akan menerima uang lebih banyak (melalui usaha yang dihasilkan). Karena itu, kami mengajarkan bagaimana mereka mengelola uang itu," tambahnya.
Lebih lanjut, dalam acara yang diikutinoleh 100 penerima manfaat PENa ini. Risma menyebutkan pentingnya menjalin kerjasama dengan Tata Rupa Nusantara, kelompok relawan muda yang berdedikasi membantu UMKM dalam merancang ulang tampilan produk mereka. Diharapkannya, kerjasama ini akan membantu para pelaku usaha untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing produk.
Selain itu, dalam diskusi literasi perencanaan keuangan dan pengelolaan investasi. Mantan Wali Kota Surabaya ini, menjelaskan kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pelaku usaha tentang manajemen keuangan yang benar. Menurutnya, penting bagi para pelaku UMKM agar dapat mengelola keuntungan usaha dengan baik dan menghindari ketergantungan pada bantuan sosial.
"Jadi kalau di literasi keuangan itu diajari bagaimana memanajerial keuangan, misalnya ada istilah amplop (tabungan) pendidikan, amplop modal kembali. Itu kenapa penting? karena kasus yang pernah terjadi dulu, pelaku UMKM yang sukses ini banyak yang meminta bansos. Sekarang saya gak mau seperti itu. Sekarang kalau mereka keuntungannya mulai naik maka harus ada manajemen keuangan untuk itu," urainya.
Sementara itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy, yang turut hadir dalam acara tersebut, menggarisbawahi urgensi program PENa dalam mengurangi ketimpangan ekonomi. Dalam sambutannya, Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menyampaikan, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dapat mengakibatkan ketimpangan yang semakin tinggi di masyarakat.
"Artinya berarti pertumbuhan ekonomi tadi sebenarnya tidak dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Nah salah satu cara untuk menjembatani agar ketimpangan ini tidak semakin tinggi, ya dengan adanya program PENa ini. Karena peranannya sangat luar biasa dalam mengangkat masalah ini. Pokoknya harus semangat. Karena saya berharap betul memang penerima manfaat program keluarga harapan (PKH) ini bisa naik kelas," tegas Muhadjir.
Sebagai informasi, dalam peresmian tersebut juga dihadiri oleh Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo, Wakil Bupati Kabupaten Malang, Didik Gatot Subroto, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Direktur Asuransi Astra, Administration Dept Head United Tractors, Staf Khusus Menteri Sosial, Pejabat Eselon I dan II di Lingkungan Kementerian Sosial, serta Pendamping PKH dan TKSK.
Reporter: Santi Wahyu