20 April 2025

Get In Touch

Tekan Stunting, Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk Luncurkan Tim Pendamping Keluarga

Suhartik Kundariana, Kepala Bidang Pembangunan Keluarga Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk, menjelaskan bahwa program TPK berfokus pada pendekatan holistik, dimulai dari tahap awal yaitu sebelum kelahiran, Senin (7/8/2023), (Abdillah Qomaru/Lenteratoda).
Suhartik Kundariana, Kepala Bidang Pembangunan Keluarga Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk, menjelaskan bahwa program TPK berfokus pada pendekatan holistik, dimulai dari tahap awal yaitu sebelum kelahiran, Senin (7/8/2023), (Abdillah Qomaru/Lenteratoda).

NGANJUK (Lenteratoday) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Nganjuk meluncurkan Program Tim Pendamping Keluarga (TPK). Program tersebut sebagai upaya melawan masalah stunting di Nganjuk.

Kepala Bidang Pembangunan Keluarga Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk, Suhartik Kundariana, mengatakan bahwa program tersebut diharapkan memiliki peran signifikan dalam menangani persoalan stunting dari berbagai sisi.

Lebih lanjut dia menanadskan bahwa program TPK berfokus pada pendekatan holistik, dimulai dari tahap awal yaitu sebelum kelahiran. Konsep hulu sampai hilir dipraktikkan dengan mengajak calon pengantin untuk terlibat dalam upaya pencegahan stunting.

Dalam konteks ini, tiga bulan sebelum pernikahan, calon pengantin diharapkan menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin dihadapi sehingga dapat ditangani sejak dini, terutama jika salah satu dari pasangan tersebut memiliki risiko terkait kesehatan.

"TPK ini perannya cukup besar sekali, kita berusaha menurunkan angka stunting itu dari hulu sampai hilir yang dimaksud dari hulu dan hilir itu diawali dari calon pengantin dulu 3 bulan sebelum menikah calon pengantin diharapkan agar memeriksakan diri agar diketahui sedini mungkin," kata Suhartik Kundariana, Kepala Bidang Pembangunan Keluarga Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk, Senin (7/8/2023).

Surhatik juga menekankan dalam mengatasi masalah stunting dan memastikan kesejahteraan keluarga, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Nganjuk telah mengambil langkah proaktif dengan menyediakan penyuluhan tentang peserta KB (Keluarga Berencana). Salah satu langkah inovatif adalah memperkenalkan alat kontrasepsi kepada calon ibu selama masa kehamilan.

Dalam konteks ini, tujuan utamanya adalah untuk mempersiapkan calon ibu secara mental dan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi. Ketika mereka melahirkan, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai pilihan yang tersedia. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk membuat pilihan yang bijaksana dan memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Diharapkan bahwa segera setelah melahirkan, mereka sudah siap untuk mengadopsi alat kontrasepsi yang telah mereka pilih selama proses kehamilan.

Keuntungan dari pendekatan ini adalah memungkinkan pasangan untuk tidak hanya memilih alat kontrasepsi, tetapi juga mengintegrasikan rencana KB dalam proses persalinan. Dengan demikian, mereka dapat menghindari keterlambatan dalam mengadopsi metode kontrasepsi, yang sering terjadi setelah periode 7 bulan atau 3 bulan setelah melahirkan. Pasangan juga akan dapat memilih alat kontrasepsi berjangka panjang yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga dapat mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan dalam jangka waktu tertentu.

"Mungkin kita juga membuat penyuluhan tentang peserta KB, jadi kita mengenalkan alat kontrasepsi ini pada saat masa kehamilan begitu dia nanti melahirkan dia sudah siap untuk menerima, memilih atau memastikan salah satu alat kontrasepsi," ujarnya.

Dalam upaya mendukung perkembangan optimal anak usia dini, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Nganjuk telah menginisiasi program inovatif yang dikenal sebagai Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH). Program ini bertujuan untuk memberdayakan pasangan usia subur yang memiliki anak usia 0 hingga 6 tahun dengan memberikan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dalam mengasuh dan merawat anak.

SOTH memberikan perhatian khusus pada pasangan muda yang merupakan calon atau baru saja menjadi orang tua. Dalam kelas-kelas yang telah dirancang khusus, mereka akan mendapatkan materi yang relevan dan terstruktur untuk mendukung tumbuh kembang anak mereka secara holistik. Salah satu poin utama dari program ini adalah memberikan pemahaman tentang penerapan aplikasi tumbuh kembang anak, yang memiliki peran penting dalam memantau perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak.

Namun, SOTH juga mempertimbangkan pasangan yang mungkin belum terbiasa dengan teknologi dan internet. Dalam hal ini, Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk akan memberikan fasilitas berupa kartu tumbuh kembang anak, yang merupakan solusi alternatif bagi mereka yang belum melek internet.

"Kita ada program yaitu pembentukan sekolah orang tua hebat (SOTH) di mana sasarannya adalah orang tua atau pasangan usia subur yang mempunyai anak usia 0 sampai dengan 6 tahun," pungkasnya.

Diketahui, dalam Program Kesejahteraan Keluarga dan Keluarga Berencana (PKKB), terbentuk sebanyak 850 tim masing-masing terdiri dari 3 orang. Tim ini tersebar di seluruh desa di Kabupaten Nganjuk. Tugas utama dari tim ini adalah memberikan pendampingan dan bimbingan kepada calon pengantin, ibu hamil, pasca salin, dan juga bayi baru lahir (baduta).

Dengan total 850 tim yang tersebar di setiap desa, program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendampingan secara langsung kepada keluarga yang membutuhkan, khususnya pada periode kritis seperti calon pengantin, ibu hamil, serta pasca persalinan dan perawatan bayi.

Dengan demikian, PKKB berupaya secara aktif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam menghadapi tantangan kesehatan dan perkembangan anak, dengan tujuan akhir menciptakan generasi penerus yang sehat dan berkualitas di Kabupaten Nganjuk. (Adv Kominfo)

Reporter : Abdilah Qomaru | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.