20 April 2025

Get In Touch

Ketua PWI Pusat Soroti Tantangan Wartawan di Era AI

Ketua PWI Pusat Atal S Depari (kiri) berbincang dengan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, sebelum acara Safari Jurnalistik 2023, Kamis (3/8/2023) (Santi/Lenteratoday)
Ketua PWI Pusat Atal S Depari (kiri) berbincang dengan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, sebelum acara Safari Jurnalistik 2023, Kamis (3/8/2023) (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) -Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari, soroti tentang tantangan yang dihadapi wartawan di era kecanggihan teknologi, Artificial Intelligence (AI) saat ini. Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Safari Jurnalistik dengan tema "Meningkatkan Kompetensi Wartawan di Era AI" di Kota Malang.

"Sekarang ini penting untuk multitasking. Kita harus pelajari juga bagaimana menggunakan teknologi untuk membuat video, rekaman yang cantik, itu harus satu paket. Terlebih media era sekarang ini SDMnya sangat kecil, satu wartawan bisa mengerjakan bermacam pekerjaan," ujar Atal, ditemui usai memberikan arahannya pada acara tersebut, Kamis (3/8/2023).

Ditambahkan oleh Atal, meskipun teknologi AI dapat menciptakan berita secara otomatis sehingga berpotensi mengurangi beberapa pekerjaan rutin profesi wartawan. Namun, pihaknya meyakini bahwa peran wartawan dalam kontrol sosial tidak dapat digantikan oleh kecanggihan AI.

"Kemudian, yang harus juga kita kerjakan adalah investigasi. Apakah investigasi itu bisa dilakukan oleh AI? tidak. Karena itu, sebenarnya mulai sekarang ini, wartawan itu harus membuat berita yang up to date, eksklusif, yang belum diambil orang," tambahnya.

Lebih lanjut, Atal juga menekankan bahwa wartawan harus aktif mencari data melalui penelitian mendalam. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan berita eksklusif yang menarik dan bermanfaat bagi publik. Baginya, verifikasi informasi menjadi bagian penting dalam memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya kepada masyarakat.

"Nah sekarang ini banyak konten kreator yang mengambil malah 70 persen sumbernya dari medsos. Nah itu jangan, kita harus kurangi itu. Kecuali untuk informasi dari medsos yang banyak hoaks, kita lakukan verifikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tapi gak boleh andalan kita ke sana (medsos) kita harus cari sendiri," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi wartawan dalam menghadapi perkembangan teknologi. Dalam menghadapi tantangan ini, menurutnya wartawan harus beriringan dengan teknologi untuk meminimalkan risiko kesalahan dan dampak negatif yang ada di masyarakat.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.