20 April 2025

Get In Touch

Siswa SMP Antusias Ikuti Bedah Buku "Tutur Mata"

Foto bersama Pina, Jacky, Omay, Mukidi, Kiking, narasumber, dan peserta Bedah Buku usai acara. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)
Foto bersama Pina, Jacky, Omay, Mukidi, Kiking, narasumber, dan peserta Bedah Buku usai acara. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

SURABAYA (Lenteratoday) - Masih dalam rangkaian Hari Anak Nasional 2023, Pemerintah Kota Surabaya bersama Komunitas Disabilitas Berkarya mengadakan Bedah Buku "Tutur Mata" pada Jumat,(28/0/2023) di Basement Alun-Alun Surabaya.

Acara ini berbarengan dengan adanya Pameran Foto Anak-Anak Disabilitas. Peserta Bedah Buku dari kalangan SMP sangat antusias untuk bertanya.

Leo Arief Budiman selaku founder Komunitas Disabilitas Berkarya menjelaskan, buku ini merupakan buku kumpulan foto yang berisi 48 foto karya anak disabilitas Kampung Anak Negeri Kalijudan yaitu Pina, Jacky, Omay, Mukidi, dan Kiking. Dalam bedah buku ini, didatangkan narasumber yaitu Bahana Patria dan Leo Arief Budiman sendiri.

"Buku ini terbit tahun 2021 saat hari disabilitas. Karya-karyanya dari mulai tahun 2016 sampai 2021," jelas Leo, yang juga merupakan founder Komunitas Disabilitas Berkarya.

Leo juga mengatakan, Salah satu tujuan menciptakan buku adalah memotivasi, bahwa pihaknya sangat-sangat bergerak untuk anak disabilitas. Ia terus mengajak anak-anak disabilitas ini bangkit untuk berkarya.

"Karena dari contoh buku ini, kan 5 anak ini mereka nggak punya orang tua. Tapi mereka semangat untuk berkarya, dan kalian bisa lihat karyanya sangat bagus banget kan" ungkapnya.

Penjelasan tentang Buku "Tutur Mata" oleh Leo Arief Budiman. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

Salah satunya adalah Muhammad Nabil Fattan, siswa SMPN 10 Surabaya yang antusias mengikuti jalannya bedah buku ini. Ia banyak menyerap ilmu dari para narasumber, karena narasumber tidak hanya menjelaskan isi buku, namun juga sharing seputar fotografi kepada peserta bedah buku.

"Menurut saya ini sangat edukatif, dan saya juga bisa menanyakan hal-hal yang saya pendam langsung sama ahlinya, fotografer profesional," ungkapnya.

Terbukti, Nabil menanyakan pertanyaan terpendamnya saat sesi tanya jawab. Ia menanyakan soal perspektif narasumber tentang kriteria foto yang bagus. Karena pengalamannya, ia memotret yang menurutnya hasilnya bagus, namun menurut orang lain itu jelek.

"Saya pengen acara kayak gini nih diadain lagi dan bisa dijangkau. Jadi kalau gini kan enak ya, tempatnya strategis, di Balai Pemuda. Jadi yang lain bisa datang ke sini langsung," ungkapnya.

Sebagai penutup, selain memberikan pandangan soal acara ini, Nabil juga memiliki pesan yang dalam bagi teman-teman yang tidak disabilitas. "Kalau mereka bisa, kita apalagi," tegasnya. (*)

Reporter : Jannatul Firdaus | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.