
SURABAYA (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengungkap penyebab kelangkaan pasokan gas LPG 3 Kg yang terjadi beberapa daerah di Jatim. Menurutnya, kelangkaan tersebut lebih disebabkan adanya permintaan meningkat secara signifikan sehingga jumlah tabung yang masuk ke stasiun pengisian berkurang.
"Yang harus dicek adalah kebutuhan yang tiba tiba meningkat itu yang saya tanyakan, kebutuhan yang tiba tiba meningkat tidak pada hari besar umum tidak pada liburan umum ini yang saya minta dicek gitu. Saya juga minta ke Pak Kholis (Kepala Dinas ESDM Jatim) komunikasi dengan tim dari kepolisian setempat. Jadi stok LPGnya cukup, kemudian tabung melonnya itu yang tiba tiba kemudian gak support, jadi bukan gasnya," tandasnya.
Dia negaskan bahwa stok gas cukup, namun yang berkurang di sini adalah tabungnya. Dari laporan yang diterima Gubernur ada laporan yang bertambah. Jika memang permintaan yang bertambah itu dari UMKM maka itu adalah kabar menggembirakan, untuk itu yang perlu di telusuri adalah bertambahnya ini kemana.
"Ada penambahan sangat signifikan di tiga titik di tiga kabupaten kota ini penambahannya karena apa, kalau karena kebutuhan UMKM kita senang, berarti ada sektor ekonomi yang bertumbuh. Tapi saya ingin menyampaikan bahwa LPGnya cukup, nah sekarang untuk mencari tabung yang melon," tandasnya.
Melihat keadaan ini, maka dia meminta pada ASN dan juga dari kalangan BUMD untuk tidak menggunakan tabung melon. Termasuk juga pada mereka dengan standat ekonomi tertentu juga diharapkan tidak menggunakan LPG 3 Kg.
Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) memastikan penyaluran dan stok LPG 3 kg atau kilogram di Jawa Timur dalam keadaan aman atau mencukupi kebutuhan masyarakat.
Area Manager Comm, Rel, & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi mengatakan konsumsi elpiji tiga kg di Jawa Timur sebesar 1.515.000 tabung per hari. Sementara, stok elpiji bersubsidi yang dimiliki sebesar 26.314 metrik ton atau sebesar 8,7 juta tabung pada Kamis (27/7/2023).
"Konsumsi pada bulan Juli ini dimulai sejak libur Idul Adha yang lalu dan dilanjutkan dengan beberapa libur panjang pada bulan ini meningkat hanya sebesar dua persen, dengan penyaluran dan stok yang kami miliki masih sangat aman," ucapnya seperti dikutip dari Antara, Kamis.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat melakukan langkah antisipatif, antara lain menormalisasi harga dengan operasi pasar serta melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama terhadap pangkalan elpiji di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Kota Batu.
"Kami melakukan sidak bersama serta menyuruh pengecer atau konsumen yang tidak berhak, untuk mengganti dengan Bright Gas," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mengapresiasi pemda yang telah turun langsung melaksanakan tanggung jawabnya karena untuk peredaran di level pengecer dan tepat sasaran merupakan ranahnya. (*)
Reporter : Lutfi/tempo | Editor : Lutfiyu Handi