
MALANG (Lenteratoday) - Guna melestarikan dan menjaga salah satu situs bersejarah di Kota Malang, Skadron Teknik 022 Lanud Abdulrachman (Abd) Saleh, kali melakukan perawatan monumen pesawat MiG 17 Fresco TNI AU 1960-1969. Monumen yang berdiri sejak 20 Agustus 1999 ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang.
Kasi Lamja Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh, Kapten Teknik Deddy Yahya Khristianto, mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini, pihaknya ingin menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dari monumen tersebut untuk diwariskan kepada generasi muda.
"Jadi kami melaksanakan kegiatan ini karena monumen ini merupakan salah satu situs, baik itu budaya maupun sejarah yang harus kita lestarikan dan abadikan. Harapannya, kita bisa merangkul generasi muda untuk mengetahui sejarahnya monumen ini, juga supaya kita bisa meregenerasi insan dirgantara terutama yang ada di Kota Malang," ujar Capt. Deddy, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (12/7/2023).
Deddy menambahkan, sejatinya perawatan monumen seperti ini merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin, namun dikarenakan dinamika yang terjadi di lapangan, sambungnya, mengharuskan perawatan monumen pesawat di area Soehat ini, baru kembali dilakukan setelah sekian lama tertunda. "Jadi kami juga memohon maaf kepada warga Malang, karena kita baru bisa kembali melaksanakan setelah sekian lama pada hari ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Deddy juga menyebutkan bahwa perawatan di tahun ini, sengaja dilakukan pada bulan Juli, sebab dinilai sebagai momen yang tepat dikarenakan memiliki makna yang spesial bagi Skadron Teknik 022 dan TNI AU.
"Kebetulan juga, di 2023 dari hasil koordinasinya, kami mencari momen yang tepat dan diputuskan pada bulan Juli ini. Karena bulan Juli ini merupakan bulan yang spesial bagi kami. Karena di tanggal 29 Juli nanti kami akan melaksanakan Hari Bakti TNI AU yang ke 76, disamping itu, kami pun dari Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh, di tanggal 31 Juli nanti akan melaksanakan HUT yang ke 63," terangnya.
Di sisi lain, dalam kesempatannya, Deddy juga menyampaikan sedikit sejarah mengenai monumen pesawat ini. Menurutnya, pesawat tersebut merupakan buatan Uni Soviet Rusia, yang masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an dan beroperasi hingga tahun 1969.
Meskipun beroperasi dalam waktu yang singkat, namun Deddy menegaskan bahwa pesawat ini telah memiliki sejarah yang mengesankan, termasuk berkontribusi dalam kegiatan operasi Dwi Kora dan berperan aktif dalam memperjuangkan kejayaan bangsa Indonesia.
Terpisah, sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Rakai Hino Galeswangi, memberikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan oleh Skadron Teknik 022 Abd Saleh ini. Menurut Rakai, upaya merawat monumen pesawat MiG 17 ini sangatlah penting, sebab monumen tersebut memiliki nilai historis dan budaya yang tak ternilai.
"Karena mereka sadar bahwa ini adalah salah satu Objek Diduga Cagar Budaya (ODBC). Terlebih dari berbagai OPD terkait juga ikut gabung, dari DLH, Damkar, kemudian ada Polri yang mengatur lalu lintasnya, dan dari kami, Disdikbud juga ikut mendukung. Model semacam ini lah yang kita inginkan untuk membangun nilai-nilai historis, nilai edukasi yang ada di setiap monumen di seluruh Kota Malang," tegas Rakai.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati