
SURABAYA (Lenteratoday) -Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar kompetisi lingkungan. Pada tahun 2023 Lomba Kampung Surabaya Hebat bertemakan "Tuntas Kelola Sampah Dengan Penerapan Ekonomi Sirkular". Kompetisi ini resmi dilaunching pada Senin, (10/07/2023) di Gedung Balai Pemuda Surabaya.
Agus Hebi Djuniantoro, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya memaparkan, nantinya Kampung Surabaya Hebat akan diikuti oleh kurang lebih 1.300 RW, dan diharapkan di setiap RW nanti mengaktifkan paling tidak 2 RT. Terdapat teknis yang berbeda dalam penilaian Lomba Kampung Surabaya Hebat tahun ini.
Hebi memaparkan secara umum, penilaian meliputi Hebat Lingkungan, yaitu bisa mengolah sampah menuju Surabaya nol sampah. Kemudian Hebat Ekonomi, yaitu bagaimana menciptakan inovasi ekonomi menuju kemampuan finansial, serta menurunkan angka keluarga miskin.
Kemudian Hebat Kesehatan, yaitu hebat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan menuju Surabaya Hebat dan menurunkan angka Stunting, TBC, maupun ODH. Kemudian Hebat Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu bagaimana meningkatkan mutu SDM menuju masyarakat yang semakin berkualitas, hebat dalam keguyuban warga, hebat dalam menjalankan program Pemkot Surabaya seperti Padat Karya, program Kampung Madani, dan Siap Siaga Bencana Madagaskar.

Kemudin Hebat Teknologi, artinya menggunakan teknologi yang ada untuk mempermudah atau memfasilitasi antara Pemkot dengan warga, kemudian menciptakan kemudahan perubahan berusaha, dan interaksi.
"Dari indikator tersebut Kampung Surabaya Hebat 2023 ini dilakukan secara kuantitatif bukan hanya kualitatif. Serta akan diukur sejauh mana peningkatan kondisi sebelum dan setelah mengikuti Kampung Surabaya Hebat," paparnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat ditemui usai acara membeberkan, ia ingin memiliki Bank Sampah tingkat Kota, meskipun kini Surabaya telah memiliki Bank Sampah tingkat Kelurahan. Ia berkata, jangan sampai di Bank Sampah Kelurahan merasa kebingungan untuk menjual sampah-sampahnya, yang ujung-ujungnya diambil oleh tengkulak. Eri mencontohkan, rantainya adalah sampah diambil dari rumah, kemudian dibeli oleh Bank Sampah Kelurahan, dan Bank Sampah Kelurahan dibeli oleh Bank Sampah Tingkat Kota. Bank Sampah Tingkat Kota lah yang berhubungan dengan pabrik.
"Saya sudah bilang ke teman-teman, kalau gitu siapkan lahannya. Seperti paving. Sehingga ada Padat Karya lagi yang bergerak dari sampah. InsyaAllah nanti tingkat Kota akan saya taruh di Dinas Lingkungan Hidup, sudah siap tempatnya," bebernya (*)
Reporter: Jannatul Firdaus|Editor: Arifin BH