25 April 2025

Get In Touch

Soal Ponpes Al Zaytun: Wapres Sebut Akan Dibina, Bukan Dibubarkan

Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin
Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin

JAKARTA (Lenteratoday)-Banyak desakan dari masyarakat untuk membubarkan Al Zaytun imbas adanya dugaan ajaran menyimpang di pondok pesantren itu. Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan, pemerintah akan membina Pondok Pesantren Al Zaytun, bukan membubarkannya.

Ma'ruf menuturkan, opsi ini diambil agar kegiatan belajar di Pondok Pesantren Al Zaytun tetap berjalan sesuai dengan akidah Islam.

"Mungkin beberapa alternatifnya itu tidak dibubarkan tapi dibangun, dibina dengan baik, sehingga pesantren itu bisa berjalan, bisa belajar, tapi sesuai dengan akidahnya yang sudah benar," kata Ma'ruf di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Dia mengingatkan bahwa pemerintah juga harus mempertimbangkan santri-santi yang menimba ilmu di Al Zaytun.

"Ini perlu dibina supaya dilurudkan. Akidahnya diluruskan, pemahamannya diluruskan, komitmen kebangsaannya diluruskan," kata Ma'ruf.

Mahfud: Dulu Bernama Yayasan NII

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengatakan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun dulu bernama Yayasan Negara Islam Indonesia (NII). Namun kini nama itu berubah menjadi Yayasan Pendidikan Al-Zaytun.

"Itu ada dokumen yayasannya bahwa dulu yayasannya namanya ya itu Yayasan NII, tapi lalu berubah Yayasan Pendidikan Al-Zaytun dan seterusnya," ujar Mahfud di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Meski begitu, kini fokus pengusutan di ponpes tersebut terkait dengan pidana umumnya, bukan pada keterkaitan dengan NII. Sedangkan keterkaitan ponpes itu dengan NII, Mahfud mengatakan biarkan BNPT dan Densus 88 yang akan mendalami.

"Untuk Al-Zaytun sekarang ini kita fokus pada pidana umumnya, bukan pada radikalisme NII-nya. Kan yang sekarang muncul dan sedang ditangani. Kalau itu nanti biar BNPT terus mendalami dan kami akan terus monitor NII itu," kata dia.

"Ya biarkan nanti diselidiki BNPT dan densus kalau ada tindakan-tindakan misalnya fisik," tambahnya.

Mahfud menjelaskan sejarah Al-Zaytun memang tidak bisa disembunyikan, yaitu berasal dari sembilan kompartemen NII. Dan seiring bertambahnya waktu, terus berubah menjadi lembaga pendidikan seperti sekarang.

"Karena itu, sejarahnya memang tidak bisa disembunyikan. Dulu ya, itu munculnya itu dari ide kompartemen sembilan NII," tuturnya.(*)

Reporter:dya,rls/Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.