20 April 2025

Get In Touch

Ditolak Masuk Moldova, Warga Tajikistan Tembak Mati Dua Petugas Bandara

Ilustrasi penembakan
Ilustrasi penembakan

SURABAYA (Lenteratoday) - Aksi penembakan terjadi di bandara internasional Chisinau Moldova, Jumat (30/6/2023). Seorang pria Tajikistan berusia 43 tahun menembak dua petugas keamanan hingga tewas dan melukai seorang warga sipil.

Tersangka penyerang mengalami luka dan berhasil ditangkap. Polisi setempat mengatakan bahwa akibat insiden tersebut penerbangan di Bandara Internasional Chisinau sementara dihentikan. Penembakan sendiri dipicu lantara tersangka tidak diperbolehkan masuk ke negara tersebut.

Penjabat kepala jaksa penuntut Moldova, Ion Munteanu, mengatakan penembakan itu diperiksa sebagai aksi teroris. Namun, penyidik tidak menemukan bukti bahwa tersangka terkait dengan kelompok bersenjata mana pun.

Jaksa Munteanu mengatakan pria bersenjata itu memegang paspor dari Tajikistan, bekas negara Soviet di Asia Tengah, dan tiba di Chisinau dari Istanbul.

Dia menjadi gelisah ketika diminta menjelaskan alasannya datang ke Moldova. Penembakan terjadi saat dia dibawa ke area bandara untuk penerbangan kembali ke Istanbul.

Perdana Menteri, Dorin Recean, mengatakan penembak merebut senjata dari seorang pejabat polisi perbatasan saat dia dikawal pergi.

Dua yang tewas adalah seorang penjaga perbatasan dan seorang petugas keamanan bandara, kata Presiden Maia Sandu, ketika menyampaikan belasungkawa.

Seorang saksi, Olena Shevelyova, mengatakan dia mendengar 4 atau 5 tembakan setelah ada perintah untuk menjauh dari lokasi penembakan 30 menit sebelumnya.

"Kami mendengar beberapa tembakan senjata saat kami sudah dievakuasi dari bandara di tengah pelarian, kami diminta bersembunyi di balik gedung teknis di sana," katanya dikutip dari Reuters.

Politisi Moldova Dragos Galbur, mengutip sumbernya sendiri, mengatakan tersangka mendapat sekitar 10 luka tembak, telah menjalani operasi dan tetap dalam tahanan pasukan khusus.

Moldova, yang merdeka dari Uni Soviet pada 1991, berpenduduk 2,6 juta jiwa dan sedang berusaha untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Shevelyova, 48 tahun, seorang eksekutif Ukraina yang sedang menunggu untuk naik pesawat ke Milan, mengatakan bahwa penumpang awalnya tidak diberi tahu mengapa mereka harus menjauh dari lokasi.

"Tidak jelas apakah ada bom atau sesuatu telah terjadi. Baru setelah kami pergi jauh dari bandara kami diberitahu ada seseorang yang menembak."

Moldova sering digunakan untuk penerbangan oleh negara tetangga Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022. (*)

Sumber : Reuters | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.