Tradisi Puluhan Tahun, Warga Temenggungan Meriahkan Idul Adha dengan Arak-arakan Hewan Kurban

MALANG (Lenteratoday) - Tradisi arak-arakan hewan kurban yang telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun terus menghiasi perayaan Idul Adha di Kampung Temenggungan, Kelurahan Sukoharjo, Klojen, Kota Malang.
Ketua Panitia, Zulfikar Riski Alamsyah, mengatakan tradisi yang diwariskan dari nenek moyang ini tetap dijaga dan diperkaya oleh warga setempat. Bahkan menjadi momen istimewa yang ditunggu dalam perayaan Idul Adha.
"Tradisi arak-arakan sebelum penyembelihan ini sudah berjalan dari nenek moyang kita, jadi kita meneruskan tradisi yang ada. Tradisi ini memang dibuktikan dengan mendapat manfaat yang baik untuk pengkurban dan juga untuk hewan kurbannya, juga memperkuat ikatan kebersamaan masyarakat," ujar Zulfikar, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (29/6/2023).
Zulfikar menambahkan, dalam tradisi yang telah berlangsung sejak tahun 1970 tersebut, akan memberikan manfaat yang baik bagi hewan kurban yang diarak-arak oleh warga. Menurutnya, warga meyakini bahwa daging hewan kurban akan lebih segar dan proses penyembelihan berjalan lebih lancar.
"Kalau dari sepengetahuan kami, ini manfaatnya agar daging hewan kurbannya lebih segar, dan ketika di sembelih tidak kaku. Dampak diajak jalan-jalan diarak, tubuh kan panas, pengaruhnya juga biar peredaran sarahnya di hewan ini lebih lancar," tambahnya.
Lebih lanjut, Zulfikar mengaku bahwa tradisi arak-arakan hewan kurban di Kampung Temenggungan ini, juga berhasil menarik minat kampung-kampung lain di sekitarnya. Dimana tradisi tersebut saat ini telah diikuti oleh 30 kampung dengan variasi dan kratifitas yang berbeda-beda, membuktikan keunikan dan daya tariknya.
Disinggung terkait banyaknya hewan kurban yang diarak, Zulfikar menyebutkan, kegiatan yang dilakukan untuk memeriahkan Idul Adha 1444 Hijriah, ini mengikutsertakan 61 ekor kambing dan 4 sapi yang telah disiapkan khusus untuk kurban di wilayah Temenggungan. "Alhamdulillah, hari ini sudah mencapai 61 ekor kambing dan 4 sapi kurban, khusus di wilayah Temanggungan ini," seru Zulfikar.
Sedangkan terkait partisipan, sambungnya, kemeriahan yang diikuti oleh ratusan warga ini melibatkan seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hingga lansia.
"Semua warga dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai bapak-bapak lansia juga ikut memeriahkan euforia ini. Masyarakat juga kebanyakan senang dengan adanya kemeriahan dalam tradisi arak-arakan satu tahun sekali ini. Dari ketua RT/RW juga selama ini responnya positif bahkan mendukung dari segi apapun," pungkasnya.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati