25 April 2025

Get In Touch

Pasca Kericuhan di Tlogomas, Wali Kota Sutiaji Minta Jaga Kondusifitas

Pasca Kericuhan di Tlogomas, Wali Kota Sutiaji Minta Jaga Kondusifitas

MALANG (Lenteratoday) - Wali Kota Malang, Sutiaji, memberikan respons tegas terhadap kerusuhan yang terjadi di kelurahan Tlogomas pada Minggu (25/6/2023) malam, yang melibatkan puluhan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT).

Wali Kota Sutiaji menekankan, pentingnya menghormati norma-norma daerah yang ditinggali dan menjaga ketertiban di tengah masyarakat. "Ini adalah Indonesia, jangan sampai anda itu melakukan kegiatan-kegiatan yang kontradiktif. Sekali lagi, saya pun juga menyampaikan, ketika kita berkeinginan untuk membuat kericuhan di daerah lain, tolong diingat bahwa kita satu, Indonesia, jadi hakikatnya harus bisa menjaga damai di manapun daerahnya," ujar Sutiaji, saat dikonfirmasi awak media, Senin (26/6/2023).

Diketahui sebelumnya, aksi kericuhan tersebut ditengarai atas bentrokan yang melibatkan antar puluhan mahasiswa asal NTT di sebuah kafe yang terletak di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Minggu (25/6/2023) dini hari, hingga mengakibatkan tewasnya 1 orang mahasiswa asal Sumba Barat.

Dari kejadian tersebut, ratusan mahasiswa NTT yang merupakan teman korban berusaha untuk melakukan sweeping dan mencari pelaku pembunuhan korban pada Minggu malam. Sayangnya, aksi sweeping yang dilakukan di jalan raya tersebut juga diiringi dengan merusak beberapa rumah warga hingga mengganggu pengguna jalan yang melintas.

Menanggapi hal tersebut, Sutiaji menambahkan bahwa warga Kota Malang sejatinya telah menunjukkan kebijaksanaan dan kedewasaan dalam menghadapi situasi yang terjadi. Hal tersebut menurutnya dibuktikan dengan adanya pertemuan warga dengan perwakilan mahasiswa yang dilakukan di pagi hari tadi.

"Warga kita sudah arif, sudah bijak. Semalam itu sudah sampai setengah 3 dini hari, sudah diamankan. Juga sudah dilakukan pertemuan dari perwakilan mahasiswa pagi tadi. Terus dengan apel juga di Unitri apel bersama pagi ini. Ini semua kita lakukan demi menjaga kondusifitas di bumi Arema yang kita cintai," ungkap pria berkacamata ini.

Orang nomor 1 di lingkup Pemkot Malang ini, juga menyoroti bahwa setiap budaya ataupun kebiasaan harus tetap menghormati norma yang berlaku di manapun individu berada. Ia mengingatkan bahwa tindakan yang dianggap baik di suatu daerah tidak selalu dapat diterima di tempat lain jika melanggar norma setempat.

"Mohon maaf sekali lagi, budaya itu mungkin baik menurut kacamatanya. Tapi kebiasaan itu ketika melanggar norma, itu kan jadi tidak baik. Seperti mohon maaf dalam tanda kutip, mabuk-mabukan, silahkan itu kan haknya mereka. Tapi jangan sampai mengganggu orang lain. Karena kalau sudah menyangkut norma, meskipun di daerahnya sana baik, tapi kalau di sini tidak baik, ya jangan dilakukan," urainya.

Di sisi lain, Sutiaji juga menggarisbawahi bahwa para pelaku kerusuhan tersebut masih merupakan anak bangsa sehingga perlu mendapatkan pembinaan dan pendidikan. Ia meminta agar seluruh pihak tidak bersikap apriori terhadap mahasiswa yang terlibat, melainkan memberikan pengertian dan pendampingan yang tepat.

Lebih lanjut, Sutiaji juga menyebut bahwa ketua RT dan RW setempat telah berperan aktif dalam menghadapi situasi ini. Pemkot Malang, sambungnya, juga akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam mengusut pembunuhan yang terjadi serta mendukung sepenuhnya upaya penegakan hukum.

"Jadi perangkat wilayah sana juga sudah mengingatkan bahwa Pemerintah tidak diam, siapa yang berbuat ya itu nanti kita akan proses. Dan masyarakat mendukung sepenuhnya membantu bagaimana supaya orang yang kemarin melakukan kejahatan dalam hal ini pembunuhan seorang mahasiswa dari salah satu kampus swasta, itu warga masyarakat siap untuk ikut mencari. Intinya di sini kita sama-sama berupaya menjaga kondusifitas," tutupnya.

Reporter: Santi Wahyu

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.