Pemkot Klaim Luasan Kawasan Kumuh di Kota Kediri Terus Menurun, Tahun 2022 Tersisa 223,9 Ha

KEDIRI (Lenteratoday)-Pemkot Kediri mengklaim kawasan kumuh di Kota Kediri terus mengalami penurunan. Dari 2020 terdata seluas 535,78 ha, pada 2021 turun menjadi 311,84 ha. Luasan tersebut kembali menurun pada 2022 tinggal menjadi 223,94 ha.
Data terbaru luasan kawasan kumuh tersebut diketahui setelah melakukan pembaharuan baseline Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Kediri yang dilakukan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP). Survei dilakukan terhadap 46 kelurahan di Kota Kediri.
Survei tersebut digelar untuk melihat perkembangan pembangunan infrastruktur di Kota Kediri. Kegiatan melibatkan 12 petugas dan telah berlangsung sejak tanggal 15 Mei-15 Juli 2023 mendatang.
Menurut M. Ferry Djatmiko, Plt Kepala DPKP Kota Kediri terakhir pihaknya telah melaksanakan survei pada 2021 lalu yang kemudian dibakukan dalam SK Walikota Kediri No. 188.45/254/419.033/2022.
“Dari data terakhir tersebut makanya kita update mana saja kawasan kumuh sekaligus melakukan pembaharuan database,” jelas Ferry dikutip Jumat (16/6/2023). Dijelaskan, penurunan kawasan kumuh tersebut disebabkan karena adanya intervensi pada Prodamas Plus yang banyak menyasar pada bidang infrastruktur lingkungan dan drainase.
Adapun metode survei yang dilakukan, Ferry menjelaskan pihaknya menggali informasi melalui audiensi dengan ketua RT sesuai indeks indikator kumuh sesuai Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/2018 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
“Ada beberapa kelurahan yang memfasilitasi mengundang RT kemudian tim survei datang diwawancarai apa saja yang bermasalah lalu kita data, seperti hari ini, kami lakukan di Kelurahan Ngronggo,” ujarnya.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan DPKP Kota Kediri memiliki data terbaru tentang kawasan kumuh yang ada di Kota Kediri serta pembaharuan data terbaru R0 (data dasar) yang ke depan digunakan sebagai data dasar Review Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) pada masing-masing kelurahan.
“Arah data tersebut nanti sebagai dasar menyelesaikan permasalahan lingkungan di masing-masing kelurahan, tinggal kita tindaklanjuti,” kata Ferry.(*)
Reporter: Gatot Sunarko/Editor: widyawati