
Kediri - Selama Idul Fitri ruang Observasi Covid-19 Kota Kediri kebanjiran warga yang sadar protokol kesehatan. Jumlah lonjakan warga yang sadar pentingnya observasi sejak 4 hari mulai H-1 hingga H+1 mencapai 20-70 orang/hari.
Kepatuhan ditunjukkan warga perantau darisejumlah kota di Jatim-- Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik-- yang mudik ke KotaKediri. Mereka dengan kesadaran diri mendatangi ruang obesrvasi di Gedung GNIuntuk pemeriksaan dirinya terkait kemungkinan penularan Covid-19.
Jumlah tertinggi pada malam Lebaran, sampai 30 orang. Lonjakan Jumlah Warga yang Melapor ke Ruang Observasi Kota Kediri Selama Lebaran. Rata-rata ruang observasi ditempat tersebut kedatangan tak kurang dari 20 orang/hari.
“Pada H-7, jumlah mulai meningkat. Hinggapuncaknya pada malam Lebararan Sabtu (23/05), mencapai 30 orang,” kata Vivit,petugas Puskemas Kota Wilayah Selatan yang berjaga di Ruang Observasi GNI.
Sementara menurut Ridwan, petugas dari KarangTaruna yang juga berjaga, rata-rata mereka yang datang bukan pemudik. Melainwarga Kota Kediri yang punya akstivitas sehari hari, seperti bekerja atauberkunjung di luar Kota Kediri, rutin datang ke Ruang Observasi,” kata Ridwan,anggota Karang Taruna yang ikut berjaga.
Ada 3 orang yang tercatat harus bolak-balik keSurabaya untuk bekerja, sehingga setiap kali datang, mereka lapor ke RuangObservasi. Hingga kini, Ruang Observasi untuk Kecamatan Kota di Gedung GNI sejakdibuka sudah mencatat sejumlah 283 warga yang melapor. Mereka semua dalamkondisi sehat tanpa keluhan.
Sementara itu, Ruang Observasi untuk KecamatanMojoroto di GOR Joyoboyo mencatat sejumlah 462 warga yang melapor. “Pada malamLebaran paling tinggi. Jumlahnya sampai 70 orang,” kata Eko Widodo, petugas diRuang Observasi GOR yang sehari harinya sebagai staf Kecamatan Mojoroto.
Mereka rata-rata tinggal di Ruang Observasiantara 12-24 jam dan baru bisa melanjutkan perjalananan, menuju Kota Kediri.Hanya pada saat penuh, menjelang Hari Raya, beberapa warga tinggal selama 6 jamdi Ruang Observasi. Sama dengan Ruang Observasi yang lain, warga ini datangdari kota-kota di dalam Provinsi Jawa Timur.
“Kami terus pantau kesehatannya. Mereka semuatidak menunjukkan tanda-tanda Covid-19 dan suhu pun normal. Maka kami izinkanpulang dengan membawa surat,” tambah Vivit.
Pengawasan ketat dilakukan oleh warga hingga ditingkat RT. Apabila ada warga yang datang dari luar kota dan belum melapor,maka RT/RW akan mengantar warga tersebut ke Ruang Observasi terdekat. BilaRT/RW sedang bertugas, maka tetangga yang akan mengawasi dan meminta pendatangtersebut untuk segera lapor.,” imbuh Vivit.(gos)