
SRABAYA (Lenteratoday) -Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Timur mendampingi kalangan sivitas akademika untuk penyiapan data substantif desain industri supaya bisa didaftarkan sebagai kekayaan intelektual.
Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari di Surabaya, Senin (12/6/2023), mengatakan sivitas akademika menjadi salah satu produsen desain industri yang sangat potensial.
"Namun, selama ini masih banyak kendala yang dihadapi saat proses pendaftaran," katanya di sela Workshop Penyiapan Data Substantif Desain Industri untuk Perguruan Tinggi yang digelar Kemenkumham Jatim dan DJKI dengan peserta dari puluhan civitas akademika universitas di Jatim.
Ia mengatakan perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga penghasil karya intelektual sangat potensial. Karya-karya intelektual tersebut dapat berupa karya tulis yang dilindungi sebagai hak cipta, teknologi yang dilindungi oleh paten, rancang bangun yang merupakan desain industri, serta identitas produk yang dapat didaftarkan merek.
"Dari beberapa hal yang telah saya sebutkan, desain industri sebenarnya merupakan karya yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh kemasan suatu produk, pengemasan produk akan sangat berpengaruh terhadap penjualan dan daya saing sebuah produk di pasaran," tutur Imam.
Ia mencontohkan satu butir telur asin yang harganya Rp4 ribu apabila dikemas dengan plastik dan karton, bisa dijual dengan harga dua hingga tiga kali lipat lebih mahal.
"Hal tersebut adalah dampak positif atau nilai tambah dari hasil desain industri yang sangat perlu diperhatikan," kata Imam.
Kakanwil menjelaskan permohonan pelindungan desain industri di Jatim terus meningkat. Pada tahun 2021, jumlah desain industri dari Jatim yang terdaftar di DJKI tercatat sebanyak 580, kemudian meningkat menjadi 853 pada 2022.
Sedangkan pada tahun 2023 sampai bulan Mei sudah ada sekitar 300 permohonan pendaftaran desain industri.
"Oleh karena itu, saya berharap seluruh peserta memperoleh manfaat serta tambahan pengetahuan terkait penyiapan data substantif desain Industri langsung dari narasumbernya sehingga penyiapan data substantif desain Industri semakin lebih baik," tuturnya (*)
Suber: Antara|Editor: Arifin BH