
MALANG (Lenteratoday) - Pertamina rayon Malang Raya berupaya meningkatkan efisiensi dan ketepatan distribusi LPG subsidi ukuran 3Kg. Diantara langkah yang disiapkan adalah proaktif mempersiapkan pangkalan LPG di wilayahnya.
Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Malang Raya, Ahmad Ubaidillah Maksum, mengatakan saat ini terdapat sekitar 2.300 pangkalan LPG di Malang Raya. Semua tengah dipersiapkan untuk mengadopsi langkah-langkah regulasi baru, dalam pendistribusian LPG subsidi tepat sasaran nantinya.
"Jadi untuk tahapan saat ini, kami dari Pertamina masih dalam tahap mempersiapkan pangkalan-pangkalan kami untuk siap melakukan itu. Jadi pangkalan kami sosialisasikan untuk siap menggunakan aplikasi pendataan nanti," ujar pria yang akrab dengan sapaan Ubaid ini, saat dikonfirmasi langsung oleh awak media, Jumat (9/6/2023).
Ubaid menambahkan, meskipun langkah implementasi tersebut masih dalam tahap persiapan, namun pihaknya menekankan, pentingnya persiapan pangkalan LPG untuk mengadopsi sistem pendataan baru. Saat ini, menurutnya proses sosialisasi dan pembelajaran kepada pangkalan-pangkalan tengah dilakukan untuk memastikan kesesuaian dan kesiapan mereka dalam mengimplementasikan sistem tersebut.
Sehingga, ke depannya konsumen LPG subsidi 3Kg akan disinkronkan dengan data kependudukan yang telah terhubung dengan data Kemensos terkait Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (P3KE). Menurut Ubaid, hal ini akan memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap penggunaan LPG subsidi dan memastikan bahwa bantuan tersebut diterima oleh masyarakat yang tepat sasaran.
"Tapi, yang perlu digaris bawahi adalah pendataannya itu juga belum jalan. Makanya ini perlu diluruskan, agar jangan sampai masyarakat ada panik lagi bahwa beli LPG menggunakan KTP, karena itu masih belum. Jadi sampai saat ini, tahapannya masih kami coba untuk mempersiapkan kesiapan pangkalannya," jelas Ubaid.
Di sisi lain, dengan persiapan langkah-langkah yang sedang dilakukan, Pertamina berharap hal tersebut juga mampu menciptakan manfaat bagi banyak pihak. Sebab, pendistribusian LPG bersubsidi yang tidak tepat sasaran, sambungnya, lambat laun dapat berakibat pada pembengkakan anggaran yang dikeluarkan oleh negara sehingga memiliki dampak negatif di masa depan.
"Dampaknya pasti penggunaan LPG 3kg akan semakin bertambah, padahal kan itu LPG subsidi, ada kuotanya berarti ada batasan volume yang ditetapkan pemerintah dan itu menggunakan anggaran APBN. Nah ini kalau misalnya banyak yang masih tidak tepat sasaran, ya pasti APBN dari tahun ke tahun akan semakin bengkak. Jadi juga membebani anggaran," tandasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi