21 April 2025

Get In Touch

Komisi B DPRD Jatim Desak Dinas Peternakan Tekan Penyebaran LSD

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Amar Syaifudin.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Amar Syaifudin.

SURABAYA (Lenteratoday) - Seiring dengan merebaknya Lumpy Skin Disease (LSD) pada binatang ternak khususnya sapi di beberapa daerah di Jawa Timur, maka Komisi B DPRD Jatim mengarapkan Pemprov Jatim khususnya Dinas Peternakan untuk melakukan beberapa hal sebagai upaya pengendalian.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Jatim bahwa LSD sudah masuk di 20 kecamatan di Jatim. Bahkan, berdasarkan data dari Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan menyebutkan bahwa ada 485 suspek LSD tersebar di 22 Kecamatan. Sebanyak 317 ekor di antara sudah sembuh, sedangkan yang masih dalam perawatan untuk proses penyembuhan ada 151 ekor, serta 6 ekor mati.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Amar Saifudin, mengatakan dengan semakin merebaknya LSD dan tingkat penularan yang semakin meluas sesungguhnya sangat merugikan peternak. Terlebih lagi beberapa waktu lalu peternak dirugikan karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sampai hari ini masih belum selesai. "Harapan kami dan saran kami pada Dinas Peternakan Provinsi ketika kita rapat dan dialog ada beberapa tindakan preventif yang dilakukan," tandas Amar, Kamis (1/6/2023).

Amar mengatakan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah pengetatan jalur-jalur lintas provinsi melalui pemeriksaan atau cek point di perbatasan. Jadi hewan atau ternak yang keluar masuk ke Jatim ini harus diperket atau diperiksa apakah sudah divaksin atau sudah melalui porses yang lain serta steril dari penyakit LSD.

Kemudian, yang kedua supaya Dinas Peternakan Provinsi bisa bekerjasama Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Jatim untuk melakukan penyemprotan di kandang kandang jumlah besar dan di pasar-pasar hewan dalam rangka untuk mengurangi penyebaran LSD.

"Sehingaa sediki banyaknya mengurangi penularan terutama di pasar hewan yang banyak pertemuan dari berbagai daerah itu Mmaka harus disemporot secara masif. Jadi, tidak hanya secara gradual saja tapi secara rutin, juga penyemprotan di kandang kandang sapi," katanya.

Kemudian, Amar juga menekankan sepaya menggiatkan vaksinasi. Sebab dari beberapa kejadian yang muncul LSD ini cukup terkendali ketika hewan atau ternak ini sudah divaksin. "Maka kami berharap vaksinasi ini ditingkatkan jumlahnya, meski Dinas Peternakan mengalami kesulitan untuk mendapat vaksin karena impor," sambung politisi asal Lamongan ini.

Amar juga menandaskan bahwa yang tak kalah pentingnya adalah pengobatan. Maka, lanjutnya Dinas Peternakan melalui tenaga di lapangan dan penyuluh di Kecamatan harus secara rutin melakukan pengecekan baik vaksin dan pengobatan dan lainnya.

"Ternyata LSD ini juga bisa dikendalikan jika peternak ini diberikan bimbingan bagaimana cara pengendalian LSD baik itu melalui obat atau jamu istilahnya secara tradisional maupun pengobatan medis atau obat sempot atau yang lain. Dan peternak itu sangat membutuhkan bimbingan dari penyuluh atau petugas peternak dari kecamatan," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Jatim Indyah Ariyani, mengatakan bahwa pihaknya sudah gencar melakukan vaksinasi. Untuk saat ini setidaknya sudah melakukan vaksinasi sebanyak 170 ribu dosis. Dia juga tengah mengusulkan untuk mendapatkan tambahan vaksin dari pemerintah pusat sebanyak 200 dosis.

"Kami, mentargetkan setidaknya setengah populasi ternak di Jatim tervaksin LSD," katanya sambil menyebutkan setidaknya target tersebut akan tercapai hingga akhir tahun ini. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.