
GRESIK (Lenteratoday) - Sektor pertanian di Indonesia segera memasuki era baru. Petrokimia Gresik menawarkan program Smart Precision Farming yang mengkolaborasikan penggunaan pupuk nano, drone dan Mobil Uji Tanah (MUT) dalam budidayanya, sehingga menjadikan kegiatan bertani lebih produktif dan keren untuk menarik minat generasi muda.
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat meninjau kesiapan program Smart Precision Farming di Gresik, Selasa (30/5/2023) malam menyampaikan bahwa pertanian adalah sektor yang paling siap dalam mendukung negara Indonesia semakin maju. Tapi petani kedepan tidak bisa bertani seperti kemarin, karena caranya ketinggalan zaman. Selain itu, menurut Mentan, ongkosnya bisa mahal, tapi hasilnya sederhana.
"Beruntung hari ini kita melihat Smart Precision Farming di Petrokimia Gresik untuk pertanian lebih modern," ujar Mentan SYL.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa, program Smart Precision Farming Petrokimia Gresik tinggal selangkah lagi setelah peluncuran pupuk berteknologi nano pada saat HUT ke-51 Petrokimia Gresik tanggal 10 Juli mendatang.
"Menariknya, pupuk Petrokimia Gresik berteknologi nano ini nanti akan menjadi yang pertama diproduksi oleh produsen pupuk Indonesia. Pupuk ini memiliki sejumlah kelebihan, diantaranya pengaplikasian yang jauh lebih presisi sesuai dengan kebutuhan tanaman, tidak terbuang sia-sia terbawa air," terangnya.
Pupuk nano ini nantinya akan diaplikasikan ke lahan pertanian dengan menggunakan drone yang beberapa waktu lalu telah di uji coba oleh Petrokimia Gresik. Pemanfaatan drone untuk pemupukan akan menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang, dan bisa menjangkau hingga 20 Hektare lahan setiap harinya.
Drone ini telah dilengkapi dengan alat pendeteksi kondisi tanaman, jika ada tanaman yang kekurangan pupuk maka akan melakukan penambahan dosis pupuk sesuai kebutuhan. Sebaliknya, jika tanaman sudah subur maka dosis pupuknya juga akan dikurangi, sehingga pemupukannya lebih presisi.
Petrokimia Gresik saat ini memiliki dua drone, dan akan ada penambahan sampai 100 unit drone. Harapannya nanti di setiap area ada skuadron drone yang kerjanya melengkapi Mobil Uji Tanah (MUT) Petrokimia Gresik dan keliling ke seluruh Indonesia.
"Mobil uji tanah yang sudah beberapa tahun melayani petani memiliki kemampuan untuk mendeteksi kandungan tanah di lahan milik petani dalam waktu singkat, sehingga dapat mengeluarkan rekomendasi komposisi pemupukan yang presisi sesuai dengan kebutuhan tanaman," tandasnya.
"Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi,” tutup Dwi Satriyo. (*)
Reporter: Asepta YP/Editor:widyawati