
MALANG (Lenteratoday) - Kawasan Kayutangan Heritage di Kota Malang, saat ini dinilai semakin mampu menarik perhatian para wisatawan asing. Namun demikian, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengakui bahwa perlu dilakukan penataan lebih lanjut terkait perparkiran karena dinilai terlalu tinggi.
Kemungkinan, tingginya tarif parkir seiring dengan perkembangan para wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan lokal, yang berkunjung ke salah satu ikon wisata Kota Malang ini.
"Ada laporan bahwa mobil dikenakan tarif parkir sebesar Rp 10.000, dan saya langsung datangi, saya bilang ada indikasi untuk bisa diberikan punishment. Juru parkirnya itu tersebut terlihat ketakutan," ujar Wali Kota Sutiaji, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (27/5/2023).
Pria berkacamata ini menambahkan, pihaknya lantas menghubungi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, dan mengintruksikan untuk segera dilakukan penataan serta pengawasan perparkiran di kawasan tersebut. Bukan tanpa sebab, meskipun terbilang persoalan kecil, jika tidak segera ditangani, menurutnya pemberian tarif parkir yang berlebihan kepada pengunjung dapat berisiko kepada turunnya minat wisatawan untuk mengunjungi kawasan Kayutangan Heritage.
"Kami telah meminta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk melakukan penataan dan mengawasi praktik parkir. Kami memastikan pengalaman wisata yang menyenangkan bagi para pengunjung, tanpa adanya persoalan tarif parkir yang berlebihan," tambahnya.
Lebih lanjut, Sutiaji juga menyebutkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, berkomitmen untuk menangani masalah tarif parkir yang tidak wajar. Serta meminta partisipasi aktif dari masyarakat, untuk dapat melaporkan apabila ditemukan pemberian tarif parkir yang berlebihan, ketika berkunjung ke kawasan Kayutangan Heritage, maupun di destinasi wisata lainnya.
"Kami terus membuka peluang bagi masyarakat yang merasa diperas oleh tarif parkir yang tidak sesuai untuk melaporkannya kepada kami. Kami akan melakukan tindakan dan melakukan perbaikan yang diperlukan," tegasnya.
Sementara terkait daya pikat Kayutangan Heritage kepada para wisatawan asing, Sutiaji menjelaskan bahwa biasanya, para wisman yang berkunjung ke Kota Malang akan menjelajahi bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda yang masih ada di kawasan tersebut, ataupun juga mengunjungi kampung tematik seperti Kampung Warna Warni, Jodipan.
Tak hanya itu, suasana malam di kawasan Kayutangan Heritage yang dihiasi dengan lampu-lampu bergaya klasik, menurutnya juga mampu memikat para pengunjung. Belakangan ini, ia mengatakan bahwa Pemkot Malang juga telah melakukan berbagai upaya untuk mempercantik kawasan ini.
"Rabu kemarin saya dapat kiriman video, ada sekitar 25 wisatawan asing yang kongkow-kongkow di Kayutangan di deretannya Kopi Lonceng, kemudian ada juga sekitar 15 orang di seberangnya, jadi total sekitar 40 an. Saya tanyakan ke yang ngirim video, katanya mereka senang dengan suasananya, dengan udaranya," tukas Sutiaji. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi