09 April 2025

Get In Touch

Mbah Harun, Jamaah Haji Tertua di Indonesia Menolak Pakai Kursi Roda

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kagum dengan kemampuan Mbah Harun masih bisa membaca Al Quran tanpa menggunakan kacamata.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kagum dengan kemampuan Mbah Harun masih bisa membaca Al Quran tanpa menggunakan kacamata.

SURABAYA (Lenteratoday) – Langkahnya pelan, seiring dengan kondisi fisiknya. Ya, di usianya yang menginjak 119 tahun, Harun memiliki semangat luar biasa untuk bisa menunaikan ibadah haji. Akhirnya doa kakek asal Dusun Karang Duak RT. 001 RW. 001 Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan ini dikabulkan Allah, Mbah Harun berangkat ke tanah suci melalui kloter 6 embarkasi Surabaya pada pukul 19.10 WIB, Kamis (25/5/2023).

Seharusnya, Mbah Harun yang mendaftar pada 2017 ini baru akan berangkat pada 2046 mendatang. Akan tetapi dengan usianya tersebut, pemerintah memberikan prioritas khusus untuk diberangkatkan terlebih dulu. Mbah Harun pun menjadi jamaah haji tertua di Indonesia pada tahun ini.

Meski usianya sudah melebihi usia rata rata manusia saat ini, namun kondisi fisiknya masih terbilang cukup kuat. Cara berjalannya masih terlihat tegap, meski pelan. Bahkan, dia menolak menggunakan kursi roda dan merasa masih kuat berjalan hingga melaksanakan ibadah haji nanti.

Lantas apa yang menjadi resep kakek kelahiran 1904 ini bisa berumur panjang dan kondisi fisik yang bugar. Dikutip dari tribune, dia menceritakan bahwa salah satu yang dilakukan adalah dengan makan nasi dari hasil pertaniannya sendiri. Selain itu, Mbah Harun juga mengaku gemar bersepeda.

Salah satu rutinitas kakek yang sudah menikah enam kali ini adalah berjualan ayam kampong dari satu pasar ke pasar yang lain.  Jaraknya juga cukup jauh, sebab sebagian pasar ada di Pamekasan dan sebagian ada di Sampang. Jarak tersebut dilalui dengan menggunakan sepeda onthel atau sepeda pancal.

“Dulu rutin bersepeda pancal untuk berjualan ayam, tapi sekarang katanya sudah tidak lagi, karena takut nabrak,” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Jatim Husnul Maram, Kamis (25/5/2023).

Selain masih kuat berjalan, penglihatan Mbah Harun juga cukup bagus. Dia bisa membaca Al Quran tanpa harus menggunakan kacamata atau alat bantu lainnya. Bahkan dia masih rutin mengaji Al Quran setiap hari di surau yang ada di depan rumahnya.

Akan tetapi, kondisi pendengarannya sudah tidak sebagus kondisi penglihatannya. Pendengaran Mbah Harun sudah berkurang sehingga lawan bicaranya harus mengeluarkan suara lebih keras. Di usianya itu, Mbah Harun masih rutin menjalankan ibadah salat lima waktu, bahkan dia juga rutin menjalankan salat tahajud di surau berukuran 4x5 meter.

Mbah Harun sebenarnya bukan dari kalangan keluarga mampu, kehidupan anak-anakya juga biasa saja. Namun karena tekatnya untuk bisa menunaikan ibadah haji, maka dia pun mendapat jalan meski dengan berbagai perjuangan.

Untuk mendaftar haji pada 2017 lalu, Mbah Harun menjual tanahnya yang tak jauh dari tempat tinggalnya.  Tanah itu laku Rp 80 juta yang digunakan untuk membayar uang muka Rp 29 juta melalui biro penyelenggara haji dan umroh Assyarifain yang tak jauh dari desanya. Lalu tanggal 29 Januari 2018, berkat hasil menabung dari penjualan ayam kampung, Mbah Harun kembali menyetor uang sebesar Rp 8 juta.

Untuk melunasi kekurangan biaya pendaftaran haji, Mbah Harun harus menjual dua sapi betina yang telah dipelihara selama 2 tahun setelah mendapat kabar masuk kuota keberangkatan haji tahun 2023 ini. Masing - masing sapinya laku dengan harga Rp 10 juta dan Rp 7,5 juta. Berkat penjualan sapi peliharaannya tersebut, Mbah Harun membayar kekurangan biaya pendaftaran hajinya sebesar Rp 13 juta pada 29 Maret 2013. Hingga akhirnya Mbah Harun berhasil melunasi semuanya pada 10 April 2023.

Saat di asrama haji Surabaya, Mbah Harun mendapatkan perhatian khusus dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang secara khusus menemui Mbah Harun di Posko Bidang Lansia, Gedung Roudho, Asrama Haji Surabaya, Kamis (25/5/2023).

Saat bertemu Mbah Harun, Gubernur Khofifah berdialog dan menggali cerita hidupnya. Harun mengaku sangat bersyukur bisa berangkat haji bersama keponakannya bernama Masdi (63 tahun). “Ternyata, Mbah Harun ini rutin membaca Al Qur’an dan tanpa kacamata. Karena memang waktu beliau banyak sehingga setiap saat bisa membaca Al Quran. Kemudian beliau juga istiqomah melakukan Sholat Malam,” kata Khofifah.

“Menurut beliau sholat malam ini untuk mengingatkan bahwa masing-masing kita ini sebetulnya punya hajat. Sehingga kemudian dimunajatkan di Sholat Malam tersebut, maka insyaAllah hajat itu akan diijabah oleh Allah SWT,” imbuhnya.

Khofifah mengatakan, menurut data medis dari Tim Kesehatan, semua hasil cek kesehatan Harun terkonfirmasi dalam keadaan baik. Bahkan tidak ada rekomendasi obat-obatan khusus yang harus dibawa kecuali vitamin C saja dan istirahat yang cukup.

“Mbah Harun ini didampingi keponakannya yang berumur 63 tahun. Dan katanya beliau ini tidak berkenan disiapkan kursi roda. Jadi luar biasa sekali semangatnya. Doa saya semoga beliau beserta seluruh jamaah Haji Indonesia terutama asal Jatim diberikan kesehatan, kelancaran dan menjadi haji yang mabrur,” katanya.

Gubernur Khofifah pun secara khusus meminta Harun untuk mendoakan masyarakat Indonesia khsusunya masyarakat Jatim di Tanah Suci nanti. “Mohon doanya untuk Jawa Timur semoga selalu aman. Masyarakat Jatim sehat, bahagia dan berkah,” kata Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, berbagai upaya komprehensif terus dimaksimalkan untuk memberikan pelayanan bagi para jamaah haji terutama yang berusia lanjut atau lansia. Ia secara khusus menekankan pentingnya perhatian ekstra bagi jama’ah haji lansia.

Bahkan sebelumnya, dirinya memimpin Apel Kesiapan Petugas Haji Indinesia Embarkasi Surabaya-Jawa Timur Tahun 2023 di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, (11/5/2023) lalu. Dimana tema yag diusung adalah Haji Berkeadilan-Haji Ramah Lansia-Melayani Sepenuh Hati.

“Kami terus berkoordinasi baik dengan Kakanwil Kemenag maupun dengan para petugas haji termasuk juga dengan Kadinkes Jatim dan Dirut RSU Haji yang memang lokasinya RS Haji ini bersebelahan dengan Asrama Haji Surabaya ini. Agar ikut mengawal kesehatan para jama’ah haji terutama yang lansia. Sehingga mobilitasnya juga bisa cepat dilakukan bila dibutuhkan,” katanya.

Sementara itu, saat ditanya perasaannya ditemui oleh Gubernur Khofifah, Harun mengaku sangat senang. Menurutnya, kunjungan Gubernur Khofifah ini menambah semangatnya untuk beribadah haji di Tanah Suci.

“Saya sangat senang dikunjungi Ibu Gubernur Khofifah, ini menambah semangat saya dalam menjalankan Ibadah Haji. Harapan saya selamat dunia akhirat,” pungkasnya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.