
SURABAYA (Lenteratoday) - Konflik di Sudan masih terus berlanjut. Hingga, Kamis (4/5/2021), UNICEF mengatakan telah menerima laporan 190 anak tewas dan 1.700 terluka sejak konflik meletus pada 15 April lalu.
Sementara, pihak Sudan pada hari Selasa (2/5/2023) mengatakan tercatat ada bahwa 550 orang tewas dan 4.926 orang terluka.
Terkait dengan hal ini, UNICEF meminta faksi-faksi yang berjuang untuk memastikan anak-anak tidak terperangkap dalam garis tembak, termasuk dengan menghentikan serangan di pusat kesehatan, sekolah, dan stasiun.
Di satu sisi, Pertempuran sengit berlanjut di Sudan sepanjang Kamis (4/5/2023) di tengah kesepakatan gencatan senjata. Kedua pasukan mencoba meraih kemanangan sebesar-besarnya menjelang kemungkinan negosiasi.
Sementara PBB mengungkapkan keprihatinannya karena kekerasan ini menghancurkan anak-anak.
Terlepas dari beberapa deklarasi gencatan senjata, kedua belah pihak tampaknya berjuang untuk menguasai wilayah di ibu kota Khartoum menjelang pembicaraan yang diusulkan. Meskipun para pemimpin dari kedua faksi tidak memperlihatkan keinginan serius bernegosiasi setelah lebih dari dua minggu pertempuran.
Tentara Sudan pada hari Kamis berusaha untuk mengusir pasukan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dari posisinya di dekat pusat Khartoum dalam pertempuran sengit.
"Kedua belah pihak percaya bahwa mereka dapat menang secara militer dan memiliki sedikit insentif untuk datang ke meja perundingan," kata Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat di Washington.
Dengan pertempuran terus berlanjut meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, Gedung Putih mengatakan akan memberikan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab atas destabilisasi Sudan.
Peperangan menewaskan ratusan orang, memicu bencana kemanusiaan, mengirim eksodus pengungsi ke negara-negara tetangga dan berisiko menyeret kekuatan luar, yang selanjutnya membuat tidak stabil wilayah yang sudah bergolak.
"Situasi di Sudan tertatih-tatih menuju bencana, dan anak-anak semakin terperangkap dalam baku tembak," kata Catherine Russell, direktur eksekutif badan anak-anak PBB UNICEF dalam sebuah pernyataan. "Demi anak-anak Sudan, kekerasan harus dihentikan," sambungnya. (*)
Sumber : REUTERS/tempo.co | Editor : Lutfiyu Handi